Pada Senin (21/4/2025), saham Fore Kopi Indonesia menutup sesi perdagangan pertama dengan penurunan setelah sebelumnya mencatat kenaikan signifikan selama IPO. Dalam empat hari perdagangan, saham ini meningkat hingga 118,08%, dimulai dari harga pelaksanaan Rp188 per saham pada IPO tanggal 14 April 2025. Perusahaan mengumpulkan dana sebesar Rp353,44 miliar melalui penawaran umum saham perdana yang digandeng oleh Mandiri Sekuritas dan Henan Putihrai Sekuritas. Dana tersebut direncanakan untuk ekspansi bisnis, termasuk pembukaan 140 outlet baru serta pengadaan bahan baku.
Dalam suasana penuh antusiasme di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Fore Kopi Indonesia resmi melantai pada 14 April 2025. Dengan memperkenalkan sahamnya ke pasar modal, perusahaan startup kopi lokal ini berhasil menarik perhatian investor dalam waktu singkat. Pada hari pertama IPO, saham FORE langsung menyentuh batas auto reject atas (ARA) atau naik 35% ke level Rp252.
Selama tiga hari berikutnya, saham FORE terus melanjutkan tren positifnya, bahkan pada hari keempat mencapai Rp410 per saham, naik 4,59%. Kinerja luar biasa ini membuktikan bahwa minat publik terhadap produk lokal dengan konsep unik tetap tinggi.
Fore Kopi Indonesia melakukan IPO dengan menerbitkan total 1,88 miliar saham, setara dengan 21,08% dari modal disetor penuh. Harga perdana ditetapkan pada Rp188 per saham sehingga menghasilkan dana sebesar Rp353,44 miliar. Sebagian besar dana ini akan dialokasikan untuk ekspansi bisnis, termasuk pembukaan 140 outlet baru di wilayah Jabodetabek dan daerah lain seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Bali.
Sebagai bagian dari rencana strategis, sekitar 76% dana IPO akan digunakan untuk mendirikan outlet baru, dengan komposisi 10% untuk outlet flagship, 80% untuk medium, dan 10% untuk outlet satelit. Selain itu, 18% sisanya akan dialokasikan untuk investasi di PT Cipta Favorit Indonesia (CFI), yang juga akan berfokus pada ekspansi lebih lanjut.
Komisaris Utama Fore Kopi Indonesia, Wilson Cuaca, menegaskan pentingnya dukungan terhadap produk lokal. "Kita butuh banyak berita positif bahwa wirausaha Indonesia kuat dan dikelola dengan baik," katanya. Menurutnya, IPO ini menjadi bukti bahwa perusahaan startup dapat beroperasi dengan tata kelola yang baik tanpa hanya fokus pada strategi keluar (exit strategy).
Dari perspektif seorang jurnalis, pencapaian Fore Kopi Indonesia memberikan inspirasi bagi pelaku usaha lokal lainnya. Melalui pendekatan yang memadukan budaya lokal dengan inovasi modern, perusahaan ini membuktikan bahwa pasar modal dapat dijadikan sebagai alat pembiayaan yang efektif. Hal ini juga menunjukkan bahwa produk-produk lokal tidak hanya mampu bersaing di pasar domestik, tetapi juga memiliki potensi untuk berkembang lebih luas. Bagi pembaca, cerita sukses ini mengajak kita untuk mendukung lebih banyak produk lokal yang memiliki nilai tambah bagi masyarakat.