Keterlibatan para mantan perwira tinggi dalam mendukung pemerintahan tertentu bukanlah hal baru. Sejumlah tokoh militer yang telah pensiun, termasuk Jenderal TNI (Purn) Agum Gumelar, menunjukkan dukungan mereka kepada pasangan politik Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Para jenderal ini juga menyuarakan penolakan terhadap ide penggantian Wakil Presiden.
Sebagai salah satu figur sentral dalam sejarah militer Indonesia, Agum Gumelar memiliki latar belakang yang kaya dalam bidang keamanan nasional dan politik. Karier militer Agum dimulai pada tahun 1960-an, di mana ia dikenal sebagai spesialis intelijen. Pengalamannya di berbagai posisi strategis, seperti Kopassus dan Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN), membuktikan komitmennya terhadap pertahanan negara. Selain itu, kemampuan bahasa Mandarin yang ia kuasai semakin memperkuat posisinya dalam misi internasional.
Meskipun pensiun dari dinas aktif, Agum tetap berkontribusi signifikan dalam pembangunan bangsa melalui berbagai peran publik. Ia menjadi bagian dari dunia politik ketika diangkat sebagai Menteri Perhubungan di era Gus Dur. Di samping itu, kiprahnya dalam olahraga, khususnya sepak bola, menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan atletik nasional. Dengan menjadi Ketua Umum PSSI dan KONI, Agum berusaha mengangkat prestasi olahraga Indonesia di kancah internasional.
Pengabdian Agum Gumelar tidak hanya mencerminkan dedikasi seorang pemimpin militer tetapi juga refleksi nilai-nilai kepemimpinan yang bertanggung jawab. Melalui langkah-langkah konstruktif, baik di bidang politik maupun olah raga, Agum membuktikan bahwa sosok pemimpin sejati adalah mereka yang selalu siap memberikan masukan demi kemajuan bangsa. Oleh karena itu, dukungan yang diberikan oleh Agum serta rekan-rekannya kepada pemerintahan saat ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya stabilitas dan solidaritas nasional.