Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh ketidakpastian, perbankan digital menghadapi berbagai tantangan. Salah satu isu utama adalah biaya dana yang masih tinggi akibat suku bunga yang kurang bersahabat. Selain itu, bank digital juga berupaya menarik minat nasabah melalui strategi-strategi inovatif seperti memberikan imbal hasil yang lebih menarik. Pada saat yang sama, penting bagi lembaga ini untuk tetap menjaga kehati-hatian dalam pengelolaan likuiditas dan pinjaman sambil terus memperluas teknologi mereka.
Dalam suasana musim semi yang segar, Presiden Direktur Krom Bank Indonesia, Anton Hermawan, berbicara tentang strategi transformasi sektor perbankan digital. Ia menyoroti bahwa salah satu kendala utama adalah mahalnya biaya modal (cost of fund) karena tingginya suku bunga. Untuk menarik lebih banyak nasabah, Krom Bank harus menerapkan pendekatan baru dengan menawarkan return investasi yang kompetitif tanpa mengorbankan prinsip kehati-hatian finansial.
Selain itu, bank digital seperti Krom Bank juga dihadapkan pada tugas berat untuk memastikan pengelolaan likuiditas tetap efektif. Teknologi mutakhir menjadi kunci dalam menjawab tantangan ini, namun implementasinya memerlukan dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah dan lembaga pelindung simpanan (LPS). Anton Hermawan menegaskan harapan akan adanya jaminan LPS yang tidak hanya mencakup pokok simpanan, tetapi juga meliputi bunga simpanan yang melebihi batas penjaminan.
Dialog mendalam antara Anneke Wijaya dan Anton Hermawan dalam acara Power Lunch di CNBC Indonesia pada Rabu, 16 Mei 2025, membahas secara rinci langkah-langkah yang dilakukan Krom Bank untuk menjaga pertumbuhan bisnis di tengah tekanan global.
Sebagai pembaca, kita bisa belajar bahwa adaptasi terhadap perubahan lingkungan ekonomi sangat penting bagi kelangsungan bisnis. Dukungan regulasi serta kolaborasi lintas sektor dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi tantangan industri perbankan digital. Di sisi lain, konsumen juga perlu lebih waspada dalam memilih produk keuangan agar tidak hanya tergiur oleh janji return tinggi tetapi juga mempertimbangkan risiko yang ada.