Pada perdagangan saham kemarin, pasar modal Indonesia mencatat performa positif dengan indeks utama yang menguat secara signifikan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di level 6.441,68 dengan kenaikan hampir 73 poin atau sekitar 1,15%. Kinerja ini didukung oleh volume transaksi besar serta dominasi penguatan di berbagai sektor industri. Transaksi pada hari itu mencapai Rp 13,66 triliun melibatkan lebih dari 24 miliar unit saham dalam jutaan kali perdagangan.
Banyak sektor yang berkontribusi terhadap penguatan IHSG, meskipun ada beberapa pengecualian. Sebagian besar sektor membukukan kenaikan, dengan sektor energi menunjukkan pertumbuhan tertinggi sebesar 7,18%. Di sisi lain, sektor kesehatan, teknologi, dan konsumer primer masih mengalami tekanan kecil. Salah satu emiten batu bara juga menjadi sorotan dengan rebound signifikan setelah anjlok pada sesi sebelumnya. Emiten tersebut memberikan kontribusi besar terhadap penguatan IHSG dengan sumbangan indeks poin yang cukup tinggi.
Kebijakan global turut memengaruhi sentimen investor lokal. Berita penundaan kenaikan tarif impor barang elektronik oleh Amerika Serikat memberikan angin segar bagi bursa Asia termasuk Indonesia. Meski demikian, investor asing tetap melakukan aksi jual bersih secara keseluruhan. Namun, beberapa saham unggulan masih mendapatkan perhatian khusus dari kalangan asing, seperti ANTM, BBCA, dan TPIA. Data terbaru menunjukkan bahwa sepuluh saham teratas mengalami pembelian bersih oleh investor asing dengan total nilai mencapai ratusan miliar rupiah.
Pasar modal Indonesia menunjukkan ketahanan dalam menghadapi tantangan eksternal sekaligus menangkap peluang dari pergerakan harga saham-saham strategis. Penguatan IHSG tidak hanya mencerminkan optimisme terhadap sentimen global tetapi juga dorongan dari aktivitas pembelian investor asing pada sejumlah emiten andalan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada gejolak eksternal, pasar domestik masih memiliki daya tarik yang kuat bagi para pelaku investasi internasional.