Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan akan terjadi peningkatan aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk dari emiten pelat merah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan stimulus kepada pasar modal Indonesia yang mengalami tekanan akibat dana asing senilai Rp29,9 triliun yang keluar secara year to date. Diskusi antara OJK dengan berbagai pihak terus dilakukan guna meningkatkan kestabilan pasar dan likuiditas melalui penggunaan lembaga seperti Danantara.
Selain itu, langkah strategis lainnya adalah mendorong perusahaan besar melakukan Initial Public Offering (IPO) Lighthouse untuk menambah supply saham serta mendalami pasar modal. Pada kesempatan ini, OJK juga melihat potensi anak usaha BUMN untuk go public, yang dianggap sebagai momen ideal untuk memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas pasar.
Koordinasi antara OJK dan berbagai kementerian menjadi fokus utama dalam menjaga stabilitas pasar modal. Dalam diskusi tersebut, kemungkinan penggunaan lembaga seperti Danantara untuk membeli saham di bursa menjadi salah satu topik penting. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat moral pasar serta meningkatkan likuiditas di tengah arus keluar dana asing.
Dalam berbagai pertemuan dengan Menko Perekonomian, Menteri Keuangan, dan Kementerian BUMN, Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyatakan bahwa komitmen bersama telah dibentuk untuk memperkuat pasar modal. "Kami terus membahas cara-cara agar pasar kita lebih kuat, stabil, dan cair," ujarnya. Berbagai jenis transaksi sedang dipersiapkan meskipun rincian teknis belum diungkapkan. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan efek positif bagi pasar modal nasional.
Tidak hanya fokus pada stabilisasi, OJK juga mendorong ekspansi pasar modal melalui inisiatif IPO Lighthouse. Program ini bertujuan untuk menarik lebih banyak perusahaan besar masuk ke pasar modal, sehingga dapat meningkatkan kedalaman pasar dan menambah jumlah saham yang tersedia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Inarno Djajadi, menyoroti potensi besar anak usaha BUMN untuk go public. Ia menyebut bahwa momen ini sangat tepat untuk memperluas basis investor dan meningkatkan likuiditas pasar. "Dengan adanya Danantara, kami melihat peluang signifikan bagi perusahaan-perusahaan anak BUMN untuk masuk ke publik," katanya. Strategi ini diharapkan dapat menciptakan lingkaran positif, di mana peningkatan partisipasi investor domestik dapat mendukung pertumbuhan sektor keuangan nasional secara keseluruhan. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada dana asing dan memperkuat fundamental pasar modal Indonesia.