Pasar
Pasar Saham Indonesia Berjuang di Tengah Ketegangan Tarif Global
2025-04-09

Pada hari Rabu, 9 April 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami rebound setelah awalnya membuka dengan penurunan sebesar 0,4%. IHSG berhasil meloncat ke atas 1% dan mencapai level 6.057. Dalam perdagangan pertama, ada lebih dari 1 triliun rupiah yang diperdagangkan melalui lebih dari 95.000 transaksi. Meskipun demikian, para analis memperingatkan bahwa kenaikan ini mungkin hanya bersifat sementara karena potensi volatilitas pasar akibat penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat, termasuk pada produk-produk impor dari Indonesia.

Detail Laporan Pasar Keuangan

Dalam pagi yang cerah namun dipenuhi ketidakpastian, bursa saham Jakarta menyaksikan pergerakan dramatis IHSG. Setelah sempat terpuruk hingga turun 8% pada sesi sebelumnya, Selasa, indeks utama ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan singkat. Rebound ini diyakini sebagai efek teknikal biasa terjadi setelah jatuh dalam, tetapi kemungkinan besar tidak akan bertahan lama.

Pasar juga harus berhadapan dengan pengumuman Gedung Putih tentang penerapan tarif resiprokal mulai 9 April 2025 waktu lokal. Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan komitmen Presiden Donald Trump untuk menjaga kebijakan ini tanpa memberikan ruang bagi penundaan atau negosiasi tambahan. Ancaman eskalasi konflik dagang antara AS dan China semakin meningkatkan ketegangan global, dengan Trump menetapkan tarif tambahan sebesar 50% jika China tidak mencabut balasan tarifnya.

Situasi ini membuat investor khawatir tentang dampak jangka panjang pada stabilitas ekonomi domestik maupun internasional. IHSG sendiri masih berada dalam tren bearish, meskipun ada peluang rebound sementara menuju level resistansi 6.300.

Dari perspektif seorang wartawan, laporan ini menyoroti pentingnya diversifikasi portofolio investasi dalam kondisi geopolitik yang tidak stabil. Investor perlu waspada terhadap risiko volatilitas pasar akibat kebijakan dagang yang sering kali tidak dapat diprediksi. Lebih dari itu, situasi ini juga menggarisbawahi perlunya dialog diplomatik yang efektif untuk menjaga stabilitas ekonomi global demi kepentingan semua pihak.

more stories
See more