Berita
Peningkatan Aktivitas Gunung Berapi Bawah Laut Picu Antusiasme Ilmuwan
2025-05-04

Aktivitas gunung berapi bawah laut di wilayah Pasifik Barat sedang menjadi perhatian utama para ilmuwan dunia. Salah satu fokus pengamatan adalah Axial Seamount, sebuah gunung berapi bawah laut aktif yang terletak ratusan mil dari pantai Oregon. Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas seismik di daerah tersebut meningkat secara signifikan, dengan ratusan gempa kecil terjadi setiap harinya. Para ahli percaya bahwa fenomena ini dapat menjadi tanda akan terjadinya letusan besar dalam waktu dekat. Fenomena ini tidak hanya menarik dari sudut pandang geologi, tetapi juga membuka peluang untuk memahami lebih dalam tentang respons ekosistem laut terhadap perubahan besar seperti letusan vulkanik.

Gunung berapi Axial telah lama dikenal sebagai salah satu lokasi paling dinamis di dasar Samudra Pasifik. Terletak pada kedalaman sekitar 1.500 meter, gunung berapi ini memiliki riwayat letusan reguler selama beberapa dekade terakhir. Menurut penelitian yang dipimpin oleh William Wilcock dari Universitas Washington, inflasi magma di bawah permukaan Axial saat ini mencapai tingkat tertinggi sejak tiga letusan terakhirnya. Hal ini mengindikasikan potensi letusan yang bisa terjadi kapan saja. Penumpukan magma tersebut diyakini menjadi penyebab utama dari lonjakan aktivitas gempa tektonik di area tersebut.

Para ahli menyatakan bahwa pola aktivitas seismik saat ini sangat mirip dengan apa yang terjadi sebelum letusan tahun 2015. Saat itu, aliran lava panjang menyebar hingga satu mil di dasar laut, mengubah lanskap bawah laut secara drastis. Namun, menariknya, ekosistem lokal mampu pulih dengan cepat. Deborah Kelley, seorang profesor oseanografi, melaporkan bahwa hanya dalam waktu tiga bulan setelah letusan tahun 2011, organisme mikroskopis dan spesies laut lainnya sudah mulai menjajah kembali area yang dulunya ditutupi oleh lahar.

Tidak hanya faktor internal seperti akumulasi magma, fenomena pasang surut juga memainkan peran penting dalam aktivitas seismik Axial. Maya Tolstoy dari Universitas Columbia menjelaskan bahwa ketika tekanan air laut berkurang saat surut, frekuensi gempa di sekitar gunung berapi meningkat. Ini menciptakan lingkungan yang sangat dinamis dan menantang bagi semua bentuk kehidupan di sekitarnya. Para ilmuwan optimistis bahwa observasi mendetail terhadap letusan mendatang dapat memberikan wawasan baru tentang interaksi antara proses geologis dan keberlanjutan ekosistem laut.

Dengan semakin canggihnya teknologi pemantauan bawah laut, para peneliti berharap dapat merekam data real-time selama letusan berlangsung. Informasi ini tidak hanya berguna untuk memprediksi risiko bencana alam serupa di masa depan, tetapi juga membantu memahami bagaimana kehidupan mampu bertahan dan berkembang di lingkungan yang tampaknya tidak bersahabat.

Berkat penemuan ini, para ilmuwan memiliki kesempatan emas untuk belajar lebih banyak tentang dinamika bumi dan kehidupan di bawah laut. Observasi langsung terhadap letusan Axial dapat mengungkap rahasia penting tentang evolusi planet kita serta kemampuan alam untuk meregenerasi diri setelah peristiwa destruktif.

more stories
See more