Pada perdagangan pagi hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 1%, bergerak di level 6.324,86 pada pukul 09.16 WIB. Aktivitas transaksi menunjukkan dominasi sektor properti dengan pertumbuhan 2%. Emiten konglomerat seperti DSSA dan BRMS menjadi pendorong utama indeks dengan masing-masing kontribusi positif yang cukup besar. Sentimen pasar global juga mendukung performa IHSG setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump memutuskan untuk menunda tarif baru terhadap produk elektronik konsumen.
Di Asia-Pasifik, mayoritas indeks saham membukukan kenaikan pesat. Nikkei 225 dari Jepang naik 1,82% sementara Kospi Korea Selatan tumbuh 1,29%. Kebijakan perdagangan AS yang masih tidak pasti terkait pengecualian smartphone dan komputer memunculkan spekulasi tentang masa depan hubungan dagang antarnegara. Negosiasi perdagangan minggu ini antara AS dengan Vietnam, India, Korea Selatan, dan Jepang diperkirakan akan memberikan arahan lebih lanjut bagi pasar keuangan global.
Peningkatan IHSG didorong oleh pergerakan sektor-sektor tertentu yang kuat, dengan properti sebagai pemimpin. Sektor ini berhasil meraih kenaikan 2%, menunjukkan optimisme investor terhadap potensi pertumbuhan di bidang real estat. Di sisi lain, saham-saham konglomerat besar seperti DSSA dan BRMS memberikan kontribusi signifikan terhadap kenaikan indeks. DSSA meningkat 3,4%, sedangkan BRMS menguat hingga 6,9%, yang secara kolektif memperkuat performa pasar modal Indonesia.
Kinerja sektor properti mencerminkan harapan pelaku pasar terhadap prospek ekonomi domestik yang lebih baik. Investor tampaknya percaya bahwa sektor ini akan semakin berkembang di tengah kondisi ekonomi global yang mulai pulih. Sementara itu, saham konglomerat menjadi magnet utama karena stabilitas finansial dan reputasi perusahaan-perusahaan tersebut. Dengan kontribusi masing-masing saham terhadap indeks, IHSG berhasil menunjukkan tren positif meskipun tantangan geopolitik tetap ada. Dinamika ini menciptakan sentimen bullish yang meluas ke seluruh pasar.
Selain faktor domestik, sentimen pasar global turut memengaruhi performa IHSG. Keputusan Donald Trump untuk menunda tarif baru pada barang elektronik konsumen menjadi salah satu pemicu optimisme investor. Meskipun penundaan ini tidak bersifat permanen, langkah tersebut memberikan ruang bernapas bagi para pelaku pasar. Bursa-bursa Asia-Pasifik, termasuk Jepang dan Korea Selatan, juga mencatatkan kenaikan signifikan, mencerminkan suasana positif di kalangan investor internasional.
Pasar saham AS juga menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite mengalami kenaikan tajam setelah Gedung Putih menyampaikan keyakinan bahwa China akan berusaha mencapai kesepakatan perdagangan dengan AS. Hal ini memperkuat ekspektasi bahwa ketegangan perdagangan dapat mereda dalam waktu dekat. Di sisi lain, negosiasi perdagangan antara AS dengan beberapa mitra dagang strategis, termasuk Jepang, Korea Selatan, dan India, akan menjadi fokus pasar minggu ini. Kesepakatan yang konkret diharapkan dapat mengurangi ketidakpastian dan mempercepat pemulihan ekonomi global. Secara keseluruhan, sentimen positif ini telah membantu mendorong kenaikan IHSG dan mempertahankan minat investor asing di pasar modal Indonesia.