Dalam lanskap ekonomi yang penuh tantangan baik global maupun lokal, emas menjadi daya tarik utama bagi para pelaku pasar investasi. Nilai emas dunia melonjak dengan harga spot mencapai US$3.211,02 per troy ons pada Selasa (15/4/2025). Fenomena ini juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia, khususnya selama periode Lebaran, di mana pembelian emas fisik meningkat signifikan. Bank-bank syariah, termasuk PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), melihat pertumbuhan pesat dalam saldo dan penjualan emas mereka. Para pemimpin bank tersebut memperkirakan adanya migrasi dana dari instrumen lain seperti saham ke aset emas sebagai bentuk perlindungan nilai.
Di tengah musim panen uang tunai pasca-Lebaran, minat masyarakat terhadap emas semakin meningkat. Pada bulan April 2025, harga emas dunia naik tipis hingga mencapai US$3.211,02 per troy ons. Fenomena ini tidak hanya terjadi secara global tetapi juga dirasakan di Indonesia. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) mencatat lonjakan besar dalam transaksi emas, dengan pertumbuhan saldo sebesar 40% secara year-to-date (ytd) atau setara dengan penambahan 177,32 kg hingga akhir April 2025.
Plt Direktur Utama BRIS, Bob Tyasika Ananta, menjelaskan bahwa kondisi ekonomi saat ini mendorong banyak orang untuk mengalokasikan ulang dana mereka ke emas. Hal ini tercermin dari kenaikan signifikan dalam volume penjualan emas, yang mencapai 25% secara tahunan (yoy). Meskipun demikian, BRIS belum dapat memberikan data pasti tentang jumlah dana yang beralih dari saham ke emas.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, tren ini dipicu oleh koreksi IHSG yang membuat investor mencari alternatif yang lebih aman. Vice President Digital Strategy and Development BSI Riko Wardhana menambahkan bahwa permintaan emas telah meningkat secara konsisten sejak Februari, dengan rata-rata penjualan naik dari 30 kilogram per bulan menjadi 125 kilogram pada April.
Seiring dengan itu, layanan bullion yang disediakan oleh bank-bank mulai mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat yang ingin melakukan transaksi emas dengan cara yang lebih mudah dan aman.
Kesimpulannya, meskipun tidak ada data spesifik tentang perpindahan dana dari saham ke emas, kenaikan minat terhadap emas menjadi indikator kuat akan pentingnya aset ini sebagai alat lindung nilai dalam situasi ekonomi yang tidak menentu.
Berinvestasi dalam emas bukan lagi sekadar tren, tetapi telah menjadi strategi yang diterima luas sebagai bentuk perlindungan terhadap volatilitas pasar. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya diversifikasi portofolio bagi investor modern. Dengan ketidakpastian yang masih menghantui pasar keuangan, emas terus membuktikan dirinya sebagai aset yang stabil dan dapat diandalkan, bahkan di masa-masa sulit.