Pasar
Penurunan Drastis IHSG dan Pelemahan Rupiah Terhadap Dolar AS
2025-04-08

Pada hari Selasa (8/3/2025), pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan yang mencengangkan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan dengan anjlok hampir 8%, mencapai level 5.996,14. Selain itu, nilai tukar rupiah juga tercatat melemah lebih dari 0,4% menjadi 16.891 per dolar AS. Situasi ini mencerminkan ketidakpastian ekonomi yang mempengaruhi stabilitas pasar keuangan domestik.

Pasar modal Indonesia mengalami hari yang suram pada awal bulan Maret 2025. IHSG mencatat kerugian besar sebesar 7,9%, dengan indeks turun ke posisi 5.996,14. Data resmi menunjukkan bahwa dari total saham yang diperdagangkan, 672 saham mengalami penurunan harga, sementara hanya ada 30 saham yang naik dan 95 lainnya tetap stagnan tanpa perubahan harga.

Bukan hanya saham yang terkena dampak negatif, mata uang nasional juga merasakan tekanan serupa. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan pelemahan sebesar 0,41%. Hal ini membawa kurs rupiah ke angka 16.891 per dolar AS. Kondisi seperti ini menunjukkan adanya ketegangan di pasar keuangan, baik dalam bentuk spekulasi maupun sentimen global yang berdampak langsung pada aset-aset domestik.

Situasi ini mendorong para analis untuk mempertimbangkan langkah-langkah strategis guna menjaga stabilitas pasar. Salah satu cara adalah melalui analisis mendalam terkait faktor-faktor yang menyebabkan volatilitas tinggi ini. Dina Gurning bersama Susi Setiawati, seorang analis saham ternama dari CNBC Indonesia Research, memberikan wawasan lebih lanjut tentang situasi ini dalam program Closing Bell CNBC Indonesia yang disiarkan pada tanggal 8 April 2025.

Kondisi pasar yang lesu ini menuntut perhatian serius dari semua pihak terkait. Dengan kerugian besar pada IHSG serta pelemahan nilai rupiah, upaya kolaboratif antara regulator, pelaku usaha, dan investor sangat dibutuhkan untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Langkah-langkah tersebut penting agar stabilitas ekonomi dapat dipulihkan dan optimisme kembali menguat di tengah tantangan global yang terus berkembang.

more stories
See more