Pada perdagangan Selasa (8/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan signifikan sebesar 7,9% hingga menetap di level 5.996,14. Sebanyak 672 saham mengalami penurunan nilai, sementara hanya 30 saham yang naik dan 95 saham stagnan. Nilai transaksi pada akhir sesi mencapai Rp 20,41 triliun dengan volume perdagangan mencapai 22,65 miliar saham dalam lebih dari satu juta kali transaksi. Semua sektor berada di zona merah, dengan sektor utilitas menjadi yang paling tertekan. Penyebab utama penurunan ini adalah dampak kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang telah mempengaruhi pasar global sejak Kamis pekan lalu.
Sejak awal sesi perdagangan, IHSG sempat mengalami trading halt karena tekanan turun yang cukup besar. Namun, indeks berhasil memangkas kerugian setelah investor mulai melihat sinyal positif dari pemulihan pasar saham global meskipun sentimen negatif masih mendominasi. Sektor perbankan menjadi penyumbang terbesar penurunan IHSG hari itu, dengan saham-saham seperti BBRI, BMRI, dan BBCA memberikan kontribusi signifikan terhadap penurunan indeks.
Dalam konteks regional, bursa Asia-Pasifik menguat kembali setelah kerugian yang dialami pada hari sebelumnya. S&P/ASX 200 Australia, Nikkei 225 Jepang, serta Kospi Korea Selatan semuanya ditutup di wilayah hijau. Pemulihan pasar saham Hong Kong juga mencatatkan kenaikan signifikan, meskipun sehari sebelumnya Indeks Hang Seng anjlok lebih dari 13%, yang merupakan penurunan satu hari terburuk sejak tahun 1997.
Bursa Wall Street di Amerika Serikat juga menunjukkan tren yang lebih baik dibandingkan pekan lalu, ketika ketiga indeks utama ambruk secara bersamaan. Meskipun demikian, efek dari kebijakan tarif Trump tetap membebani pasar global termasuk Indonesia.
Meskipun IHSG mengalami pemangkasan kerugian, kondisi pasar global yang masih tidak menentu memperlihatkan bahwa volatilitas akan terus berlanjut. Para pelaku pasar diprediksi akan terus memantau perkembangan situasi ekonomi internasional untuk menilai langkah-langkah selanjutnya dalam strategi investasi mereka.