Industri asuransi umum di Indonesia menghadapi tantangan berat pada akhir tahun 2024, dengan penurunan signifikan dalam laba dan hasil underwriting. Menurut data dari Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), laba setelah pajak industri ini anjlok hingga 197,8%, mencapai Rp10,13 triliun. Meskipun pendapatan premi meningkat sebesar 8,7% menjadi Rp112,86 triliun, hasil underwriting justru merugi Rp1,52 triliun, terkontraksi 102,7%. Sementara itu, hasil investasi masih tumbuh 19,8% menjadi Rp7,43 triliun. Penyebab utama penurunan ini adalah kenaikan cadangan premi dan klaim yang masing-masing melonjak 546,5% dan 306,3%. Namun, beberapa lini usaha seperti asuransi kesehatan menunjukkan pertumbuhan positif.
Sektor asuransi umum di Tanah Air mengalami tekanan besar pada penghujung tahun 2024. Berdasarkan catatan resmi dari AAUI, perusahaan-perusahaan asuransi umum mengalami penurunan drastis dalam laba setelah pajak, mencapai hampir dua kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Hasil underwriting menjadi faktor utama penyebab kerugian ini, dengan kontraksi lebih dari 100%. Situasi ini dipicu oleh peningkatan signifikan dalam cadangan premi dan klaim, yang menunjukkan adanya perbaikan metode pencadangan oleh anggota AAUI.
Trinita Situmeang, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, menjelaskan bahwa penurunan hasil underwriting disebabkan oleh perubahan metodologi pencadangan. Cadangan premi dan klaim meningkat secara dramatis, mencerminkan upaya perbaikan dalam proses internal. Meski demikian, hasil investasi tetap kuat, naik hampir 20%. Pertumbuhan ini membantu memitigasi dampak negatif dari penurunan underwriting.
Dalam hal pendapatan premi, industri asuransi umum masih menunjukkan performa yang baik. Peningkatan sebesar 8,7% mencapai Rp112,86 triliun, didorong oleh lini usaha asuransi kesehatan yang melonjak 77,2%. Lini usaha lainnya, seperti marine hull dan energi lepas pantai, juga memberikan kontribusi signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa meski menghadapi tantangan, sektor ini masih memiliki potensi pertumbuhan yang kuat.
Meski mengalami penurunan laba yang signifikan, industri asuransi umum di Indonesia berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan premi. Perbaikan metodologi pencadangan telah menjadi faktor utama dalam penurunan hasil underwriting, namun hal ini juga mencerminkan komitmen perusahaan untuk meningkatkan standar operasional. Dengan hasil investasi yang tetap kuat dan pertumbuhan di beberapa lini usaha, sektor ini masih memiliki peluang untuk bangkit kembali di masa mendatang.