Pada hari Selasa, 4 Maret 2025, banjir bandang melanda wilayah Jabodetabek, menimbulkan kerusakan signifikan pada harta benda dan infrastruktur. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) telah merespons situasi ini dengan mengumpulkan informasi dari anggotanya untuk mengevaluasi dampak banjir tersebut. Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, Trinita Situmeang, menjelaskan bahwa asosiasi akan fokus pada kerusakan harta benda dan proyek yang terendam. Sementara itu, Ketua Umum AAUI, Budi Herawan, menyatakan bahwa taksiran kerugian masih sulit dilakukan karena banyak objek yang terkena dampak, termasuk rumah tinggal dan mal. Namun, ia meyakinkan bahwa dampaknya tidak sebesar banjir tahun 2020.
Pada pagi hari Selasa, 4 Maret 2025, banjir bandang melanda beberapa area padat penduduk di Jakarta dan sekitarnya. Di Kelurahan Pengadegan, Pancoran, Jakarta, banjir mencapai kedalaman antara 75 sentimeter hingga 2,5 meter. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, melaporkan bahwa delapan dari 12 kecamatan di Kota Bekasi terdampak oleh banjir ini. Kerusakan yang ditimbulkan tidak hanya berfokus pada harta benda pribadi tetapi juga pada fasilitas publik seperti telekomunikasi dan listrik. Trinita Situmeang, Wakil Ketua AAUI Bidang Statistik & Riset, menegaskan bahwa asosiasi akan mengumpulkan data dari setiap anggota untuk mengevaluasi dampak lebih lanjut. Budi Herawan, Ketua Umum AAUI, mengakui adanya kekhawatiran dari industri luar negeri tentang skala banjir kali ini, namun memastikan bahwa dampaknya tidak sebesar banjir tahun 2020.
Dari perspektif jurnalis, banjir bandang ini menunjukkan pentingnya antisipasi dan persiapan dalam menghadapi bencana alam. Peran asuransi dalam membantu pemulihan masyarakat dan bisnis sangat krusial. Ini juga menjadi pengingat bagi pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan sistem mitigasi bencana agar dapat merespons dengan lebih efektif di masa mendatang.