Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mendorong industri asuransi dan dana pensiun untuk berkontribusi lebih besar dalam pasar modal Indonesia. Ini menjadi langkah penting mengingat penarikan investasi oleh investor asing yang signifikan. Selain itu, OJK juga menyiapkan sejumlah alternatif produk investasi baru seperti Surat Berharga Negara (SBN), pelonggaran regulasi di reksadana, dan reksa dana emas.
Industri asuransi dan dana pensiun memiliki peran ganda sebagai pelindung keuangan dan investor domestik. Dengan adanya penarikan dana oleh investor asing, keterlibatan asuransi dan dana pensiun menjadi semakin krusial. OJK telah merancang strategi untuk memaksimalkan kontribusi ini melalui berbagai inisiatif.
Selama beberapa bulan terakhir, ada peningkatan net sell di pasar modal hingga Rp 21,9 triliun sejak awal tahun. Untuk mengimbangi situasi ini, OJK telah menggodok sejumlah alternatif produk investasi. Salah satu contohnya adalah Surat Berharga Negara (SBN) jangka panjang 40 tahun dengan bunga rendah, yang dapat menjadi pilihan investasi bagi asuransi dan dana pensiun. Selain itu, pelonggaran regulasi di reksadana dan reksa dana emas juga dipertimbangkan untuk memberikan fleksibilitas lebih kepada industri tersebut.
Untuk mendukung pertumbuhan pasar modal, OJK juga merencanakan beberapa inovasi produk dan regulasi. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan investasi yang lebih kondusif bagi industri asuransi dan dana pensiun. Pelonggaran regulasi di reksadana dan reksa dana emas merupakan salah satu fokus utama.
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, menjelaskan bahwa OJK sedang mempersiapkan alternatif produk investasi baru. Salah satunya adalah peluang investasi di Gold EVT (Exchange for Physical) ketika pasar uang reksadana emas mulai beroperasi. Ini mengikuti peluncuran bank emas yang resmi dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto. Selain itu, OJK juga akan merevisi regulasi tentang batasan komponen reksadana SBN untuk memberikan lebih banyak fleksibilitas. Tujuan akhirnya adalah agar industri asuransi dan dana pensiun dapat menerapkan strategi Liability Matching Investment dengan lebih efektif, sehingga arus kas dari investasi dapat mencocokkan kewajiban yang harus dibayar di masa depan tanpa harus menjual aset dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan.