Dalam sebuah pernyataan penting, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. telah menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan pembayaran kepada para vendor. Perusahaan ini baru saja menyelesaikan kewajiban pajak yang mencapai Rp 1,9 triliun dan sekarang berfokus pada hutang vendor yang mencapai lebih dari Rp 2,1 triliun. Direktur Utama, Muhammad Hanugroho, menjelaskan bahwa hingga akhir tahun 2024, perusahaan telah menyelesaikan sekitar 82% dari hutang tersebut. Meskipun masih ada sisa Rp 383 miliar yang harus diselesaikan, perusahaan berkomitmen untuk mengatasi tantangan terkait dokumen dan administrasi dengan hati-hati.
Pada hari Rabu (5/3), di Gedung DPR RI Jakarta, dalam suasana formal, Direktur Utama PT Waskita Karya, Muhammad Hanugroho, menyampaikan rencana perusahaannya untuk menyelesaikan hutang kepada vendor-vendor mitra kerja. Setelah berhasil membayar kewajiban pajak tahun 2022 yang mencapai Rp 1,9 triliun, perusahaan kini beralih fokus ke masalah hutang vendor.
Hutang vendor ini mencapai nilai lebih dari Rp 2,1 triliun, dan hingga akhir tahun 2024, perusahaan telah menyelesaikan sekitar 82% dari total tersebut. Sisanya, yaitu Rp 383 miliar, masih menunggu penyelesaian karena adanya beberapa hambatan terkait dokumentasi dan administrasi. Hanugroho menekankan pentingnya ketelitian dalam proses ini untuk memastikan semua transaksi dilakukan dengan benar dan valid.
Perusahaan juga berjanji akan mempercepat proses penyelesaian hutang vendor ini. "Kami memahami posisi para vendor dan berusaha sebaik mungkin untuk menyelesaikan kewajiban kami," ujar Hanugroho. Ia menambahkan bahwa perusahaan tidak ingin melakukan pembayaran tanpa dokumen atau data yang valid, sehingga proses ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Dengan demikian, PT Waskita Karya berkomitmen untuk menyelesaikan sisanya secepat mungkin sambil memastikan semua aspek administratif terpenuhi.
Dari perspektif seorang jurnalis, langkah ini menunjukkan keseriusan PT Waskita Karya dalam menjaga hubungan baik dengan mitra-mitra bisnisnya. Menghargai kredibilitas dan integritas dalam pembayaran merupakan kunci utama bagi kelangsungan usaha perusahaan jangka panjang. Langkah ini juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap transparansi dan profesionalisme dalam mengelola keuangan.