Pasar
Situasi Keuangan Adhi Karya: Tantangan Besar dalam Mendapatkan Pendanaan
2025-03-05

Pelaku pasar menunjukkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap perusahaan sektor karya milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini tercermin dari kesulitan yang dihadapi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. dalam menerbitkan obligasi. Direktur Utama Adhi Karya, Entus Asnawi Mukhson, menyampaikan bahwa situasi ini membuat perusahaan mengalami tantangan besar dalam mencari pendanaan. Meskipun telah mencoba berbagai cara, termasuk mendekati pemerintah, kepercayaan publik terhadap BUMN karya masih sangat rendah.

Ketidakpercayaan Publik dan Penyerapan Obligasi yang Rendah

Kepercayaan publik terhadap emiten BUMN karya menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi penyerapan obligasi. Adhi Karya hanya dapat menyerap 10% dari total dana yang ditargetkan melalui penerbitan obligasi. Ini menunjukkan adanya masalah serius dalam mendapatkan dana dari pasar modal. Situasi ini mendorong perusahaan untuk mencari alternatif pendanaan lainnya.

Ketika Adhi Karya menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun pada tahun 2024, hasil penyerapannya hanya mencapai Rp 102 miliar. Jumlah tersebut bahkan berasal dari Taspen, bukan dari publik. Direktur Utama Adhi Karya menjelaskan bahwa hal ini mencerminkan keadaan yang sulit bagi perusahaan dalam mendapatkan dana dari masyarakat luas. Dengan tingkat kepercayaan yang sangat rendah, perusahaan merasa terpaksa untuk mencari dukungan langsung dari pemerintah agar tetap dapat beroperasi dengan lancar. Solusi yang diusulkan adalah mendapatkan jaminan dari pemerintah sehingga bisa tetap menggunakan dana dari masyarakat.

Tantangan Pendanaan dari Perbankan dan Obligasi

Pendanaan dari perbankan juga menjadi tantangan besar bagi Adhi Karya. Syarat-syarat yang diberikan oleh bank-bank cukup ketat, membuat perusahaan menghadapi hambatan tambahan dalam mencari dana. Selain itu, penurunan utang obligasi dan bank yang signifikan menambah beban keuangan perusahaan.

Adhi Karya mengalami penurunan utang obligasi dan bank yang cukup ekstrem. Total utang turun dari Rp 11 triliun menjadi Rp 9 triliun, atau sekitar Rp 2,5 triliun. Direktur Utama Adhi Karya menekankan bahwa kondisi ini semakin memperburuk situasi keuangan perusahaan. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan telah menerbitkan obligasi berkelanjutan IV pada tahun 2024, yang terbagi menjadi tiga seri dengan durasi berbeda. Dana hasil obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk melunasi pokok obligasi lama dan sebagai modal kerja perseroan. Namun, tantangan utama tetap ada: bagaimana meningkatkan kepercayaan publik agar perusahaan dapat mendapatkan pendanaan yang dibutuhkan.

more stories
See more