Perusahaan BUMN karya menghadapi tantangan baru akibat pergeseran fokus kebijakan pemerintah. Direksi utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Entus Asnawi Mukhson, menjelaskan bahwa perseroan harus mencari peluang di sektor-sektor lain untuk tetap berkembang. Meskipun konstruksi infrastruktur tidak lagi menjadi andalan utama, perusahaan berharap dapat menemukan kesempatan baru dalam program-program hilirisasi dan sektor pangan. Ini memungkinkan Adhi Karya untuk terus memberikan kontribusi positif kepada negara.
Perseroan telah merencanakan strategi adaptasi dengan memanfaatkan berbagai proyek besar. Dengan total kontrak baru sebesar Rp 20,1 triliun dan carry over sebesar Rp 35,2 triliun, Adhi Karya tetap optimistis. Proyek-proyek utama seperti pembangunan tambak udang di Sumbawa, renovasi Istana Wakil Presiden, dan pembangunan jembatan serta jalan tol menjadi penopang utama. Selain itu, diversifikasi jenis pekerjaan juga dilakukan, mulai dari gedung, sumber daya air, hingga jalan dan jembatan.
Meski ada tantangan, Adhi Karya melihat ini sebagai kesempatan untuk tumbuh lebih kuat. Dengan fokus pada inovasi dan fleksibilitas, perusahaan berkomitmen untuk mendukung visi pemerintah dalam berbagai sektor. Langkah ini tidak hanya membantu Adhi Karya bertahan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional secara luas. Melalui adaptasi dan inovasi, Adhi Karya berusaha menjadi pemimpin dalam transformasi industri konstruksi Indonesia.