Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan pada sesi perdagangan pagi ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun hingga 2% ke level 6.615,5, menunjukkan ketidakpastian di kalangan investor. Aktivitas transaksi mencapai Rp 5,55 triliun dengan total 10,14 miliar saham yang diperdagangkan dalam lebih dari 650 ribu kali transaksi. Semua sektor industri merasakan dampak negatif, dengan real estat anjlok paling dalam hingga 3,16%. Penyebab utama penurunan ini adalah ketidakpastian terkait peluncuran badan pengelola investasi baru, Danantara.
Berbagai faktor mempengaruhi pasar hari ini, termasuk peluncuran Danantara oleh Presiden Prabowo Subianto. Badan pengelola investasi ini diproyeksikan memiliki aset kelolaan lebih dari US$ 900 miliar, menjadikannya salah satu sovereign wealth fund terbesar dunia. Namun, empat dari tujuh perusahaan milik negara (BUMN) yang masuk dalam portofolio Danantara merupakan perusahaan publik. Investor masih menunggu informasi lebih lanjut tentang bagaimana Danantara akan mengelola emiten-emiten tersebut. Selain itu, peluncuran bullion bank pertama di Indonesia juga menjadi sorotan. Bank emas ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi perdagangan emas domestik dan mengurangi ketergantungan pada ekspor emas mentah.
Pasar juga mencermati perkembangan internasional, terutama kebijakan tarif impor AS terhadap Kanada dan Meksiko. Presiden Donald Trump mengonfirmasi bahwa tarif besar-besaran akan dilanjutkan setelah masa penundaan berakhir. Kebijakan ini dikhawatirkan akan mempengaruhi stabilitas ekonomi global dan menambah tekanan pada pasar saham regional. Meski tantangan besar ada di depan, langkah-langkah strategis seperti peluncuran Danantara dan bullion bank menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat ekonomi nasional dan memberikan harapan bagi masa depan yang lebih cerah.