Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) telah resmi diluncurkan di Istana Kepresidenan Jakarta. Ini menandai langkah penting dalam pengelolaan investasi nasional yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia. Presiden Prabowo Subianto mengambil inisiatif dengan menetapkan sejumlah peraturan dan kebijakan terkait Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta organisasi baru ini. Perubahan undang-undang dan peraturan pemerintah menjadi fondasi kuat bagi operasional BPI Danantara.

Dalam struktur pengelolaannya, BPI Danantara dipimpin oleh tokoh-tokoh berpengalaman dari berbagai bidang. Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Roeslani, akan menjabat sebagai CEO, sementara Pandu Sjahrir dan Dony Oskaria masing-masing akan mengisi posisi CIO dan COO. Dewan Pengawas dipimpin oleh Menteri BUMN Erick Thohir, didampingi oleh Muliaman Hadad sebagai wakil ketua dan Sri Mulyani Indrawati sebagai anggota. Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair juga turut andil sebagai penasehat dewan pengawas.

Keberadaan BPI Danantara bukan hanya sekadar lembaga investasi baru, melainkan simbol kolaborasi antara pemerintah dan pelaku ekonomi untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah. Melalui keterlibatan mantan presiden dan organisasi agama, BPI Danantara menunjukkan komitmen untuk membangun sinergi nasional yang kuat. Dengan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan lembaga ini dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.