Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam satu minggu terakhir, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot hingga 4,67%. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, menjelaskan bahwa berbagai faktor global dan domestik telah berkontribusi pada tekanan ini. Dia menyoroti kebijakan tarif perdagangan dan suku bunga Amerika Serikat yang mempengaruhi aliran dana asing keluar dari pasar saham Indonesia. Selain itu, perubahan komposisi investor dan laporan keuangan emiten juga menjadi tantangan bagi pergerakan IHSG.
Di tengah suasana ekonomi global yang tidak menentu, pasar saham Indonesia mengalami fluktuasi besar. Dalam rentang waktu seminggu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penurunan sebesar 4,67%. Menurut Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, fenomena ini dipicu oleh berbagai faktor internasional dan nasional.
Dalam wawancara di Gedung BEI, Jakarta, Iman menyatakan bahwa kebijakan perdagangan dan tingkat suku bunga di Amerika Serikat menjadi pendorong utama. Kebijakan tersebut membuat sebagian besar dana global lebih memilih aset berkualitas tinggi di AS. Ancaman tarif perdagangan yang berkelanjutan juga memperburuk situasi. Misalnya, ancaman tarif dagang terhadap beberapa negara seperti Meksiko dan Kanada, serta Uni Emirat Arab, telah meningkatkan ketidakpastian.
Bukan hanya faktor eksternal, kondisi domestik juga turut berpengaruh. Perubahan komposisi investor, kini 40% pasar dikuasai oleh investor asing, membuat pasar lebih rentan terhadap aksi jual. Investor asing telah melakukan net sell hampir Rp 19 triliun sejak awal tahun 2025, berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya yang masih mencatatkan net buy Rp 17 triliun. Laporan keuangan emiten yang dirilis pun belum sesuai dengan ekspektasi analis, sehingga tetap memicu aksi jual.
Dari perspektif seorang jurnalis, informasi ini mengingatkan kita akan pentingnya stabilitas ekonomi global dan domestik. Fenomena ini juga menunjukkan betapa sensitifnya pasar saham terhadap kebijakan pemerintah dan sentimen investor. Penting bagi pihak berwenang untuk terus memantau dan mengambil langkah-langkah strategis agar dapat memitigasi dampak negatif terhadap pasar saham Indonesia.