Pasar
Inisiasi Bank Emas: Langkah Strategis Menuju Stabilitas Ekonomi Nasional
2025-02-28

Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, telah meresmikan bank emas atau bullion bank pada 26 Februari 2025. Layanan ini kini tersedia melalui PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia (BSI). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menekankan pentingnya integrasi ATM emas di pusat perbelanjaan untuk memudahkan transaksi emas masyarakat. Emas dipandang sebagai instrumen investasi yang aman, terutama bagi ibu-ibu rumah tangga, dengan potensi nilai sekitar Rp300 triliun jika dikelola dalam sistem perbankan.

Optimasi Transaksi Emas Melalui ATM Emas

Salah satu inovasi utama dari bank emas adalah pengenalan ATM emas di berbagai pusat perbelanjaan. Menurut Airlangga, ini bertujuan untuk mempermudah akses masyarakat ke layanan emas. Dengan adanya ATM emas, pelanggan dapat mencetak emas secara langsung, meningkatkan efisiensi dan kemudahan transaksi. Hal ini juga mendorong lebih banyak orang untuk menyimpan dan berinvestasi dalam emas, mengintegrasikannya ke dalam sistem keuangan nasional.

ATM emas akan menjadi bagian integral dari infrastruktur perbankan modern. Masyarakat yang memiliki rekening di BSI dapat dengan mudah menarik emas mereka hanya dengan mencetaknya di mesin tersebut. Ini bukan hanya memudahkan transaksi harian, tetapi juga memperkuat posisi emas sebagai aset yang stabil dan aman. Selain itu, penyebaran ATM emas di pusat-pusat perbelanjaan besar seperti mall akan membantu meningkatkan adopsi teknologi ini oleh masyarakat luas. Integrasi ini diharapkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, serta meningkatkan likuiditas perbankan.

Penguatan Ekonomi Nasional Melalui Sistem Keuangan Berbasis Emas

Sistem keuangan berbasis emas dipandang sebagai langkah strategis untuk memperkokoh ekonomi nasional. Airlangga menjelaskan bahwa emas telah menjadi instrumen investasi paling stabil selama periode krisis ekonomi dalam 15 tahun terakhir. Dengan cadangan emas yang mencapai 2.600 ton, fundamental ekonomi Indonesia dapat menjadi lebih solid dan tahan terhadap dampak krisis global.

Emas tidak hanya berfungsi sebagai safe haven investment, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat likuiditas perbankan dan mendorong investasi dalam negeri. Produksi emas domestik saat ini mencapai 110 ton per tahun dan berpotensi meningkat hingga 150 ton per tahun. Integrasi emas masyarakat ke dalam sistem perbankan akan membantu meningkatkan stabilitas ekonomi nasional. Dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura dan Arab Saudi, Indonesia memiliki cadangan emas yang jauh lebih besar, memberikan keuntungan kompetitif yang signifikan. Dengan demikian, langkah ini diharapkan akan memperkuat posisi Indonesia dalam konteks ekonomi global.

more stories
See more