Pasar
Situasi Ekonomi Indonesia Mengalami Penurunan Tajam Akibat Berbagai Sentimen Negatif
2025-02-28

Pada awal musim semi tahun 2025, pasar keuangan di Jakarta mengalami penurunan yang signifikan. Perdagangan pada hari Jumat pagi menunjukkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sebesar 2,70% hingga mencapai level 6.310, sementara nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS merosot ke angka Rp16.555. Para ekonom menyebut kondisi ini sebagai situasi paling rendah sejak pandemi covid-19, dipengaruhi oleh berbagai sentimen negatif baik dari dalam maupun luar negeri.

Analisis Tekanan Pasar Keuangan dan Strategi Menghadapi Kondisi Ini

Pada hari Jumat, 28 Februari 2025, tepatnya pukul 10:03 WIB, pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan besar. Di tengah suasana yang cemas, para investor tampak resah akibat berbagai faktor negatif yang mempengaruhi ekonomi domestik. Salah satu analis senior, Maesaroh, menjelaskan bahwa situasi ini mencerminkan dampak dari perang dagang AS yang masih berlanjut sejak era Trump, serta penurunan rating MSCI Indonesia yang baru-baru ini terjadi.

Berbagai program unggulan pemerintah juga belum mampu menenangkan pasar. Selain itu, penguatan Dollar Indeks semakin memperburuk situasi, sehingga tidak hanya IHSG dan Rupiah yang anjlok, tetapi juga Surat Berharga Negara (SBN). Dalam diskusi eksklusif dengan Shinta Zahara melalui program Squawk Box di CNBC Indonesia, Maesaroh menekankan pentingnya strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan ini. Dia menyarankan perlunya pendekatan yang lebih hati-hati dalam mengelola ekonomi dan meningkatkan kepercayaan investor.

Dari perspektif seorang jurnalis, situasi ini mengingatkan kita akan pentingnya stabilitas ekonomi dan kebijakan yang efektif. Pemerintah perlu lebih proaktif dalam merespons fluktuasi pasar agar dapat memberikan rasa aman kepada para pelaku ekonomi. Selain itu, komunikasi yang transparan antara pemerintah dan publik menjadi kunci untuk membangun kepercayaan dan mengurangi ketidakpastian di masa mendatang.

more stories
See more