Dalam beberapa waktu terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan akibat dana asing yang berpindah dari pasar saham Indonesia. Namun, investor senior Lo Kheng Hong melihat situasi ini sebagai peluang emas. Menurutnya, penurunan harga saham bukanlah alasan untuk panik, melainkan kesempatan bagi investor lokal untuk membeli saham perusahaan-perusahaan berkualitas dengan valuasi yang lebih menarik. Dia menegaskan bahwa kondisi ini merupakan "hujan emas" di Bursa Efek Indonesia dan mendorong investor untuk memanfaatkannya.
Pada Jumat, 28 Februari 2025, IHSG membuka perdagangan dalam posisi yang kurang menguntungkan, turun 1,51% ke level 6.387,73. Investor asing telah melakukan aksi jual besar-besaran selama empat hari berturut-turut, mencatatkan total net sell sebesar Rp 8,28 triliun. Morgan Stanley juga menurunkan peringkat saham Indonesia dari equal-weight menjadi underweight, serta mengurangi bobot Indonesia dalam indeks global MSCI dari 2,2% menjadi 1,5%. Meski sentimen pasar masih negatif, Lo Kheng Hong tetap optimis dan mengajak para investor domestik untuk mencari saham undervalued dengan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Dari perspektif seorang jurnalis, pandangan Lo Kheng Hong memberikan sudut pandang baru tentang fluktuasi pasar saham. Alih-alih merasa khawatir, kita diajak untuk melihat penurunan harga saham sebagai peluang investasi yang berharga. Ini mengingatkan kita bahwa dalam dunia investasi, setiap tantangan bisa menjadi kesempatan jika dilihat dari sudut pandang yang tepat. Dengan sikap yang bijaksana dan strategi yang matang, investor dapat memanfaatkan situasi ini untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang.