Dalam beberapa pekan terakhir, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang signifikan. Situasi ini telah menciptakan kekhawatiran di kalangan investor. Pada perdagangan akhir Februari 2025, IHSG mencapai level psikologis 6.300, menandai penurunan lebih dari 7% dalam seminggu dan hampir 12% dalam sebulan. Para analis memperkirakan bahwa tren negatif ini dapat berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
Pada pertengahan bulan Pebruari 2025, pasar saham Indonesia mengalami momen sulit. Di tengah aliran dana asing yang keluar secara masif, IHSG turun tajam hingga mencapai level 6.299,85 pada Jumat pagi. Penurunan ini memperpanjang tren negatif yang telah dimulai sejak awal tahun. Analis dari MNCS Daily Scope Wave menekankan bahwa koreksi ini telah melewati area support di Rp6.500, sehingga potensi penurunan lebih lanjut menjadi sangat mungkin.
Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, menyarankan agar investor menjadi lebih selektif dalam memilih saham. Dengan situasi ekonomi makro yang tidak stabil dan laporan kinerja perusahaan yang kurang memuaskan, pemilihan saham harus didasarkan pada analisis mendalam. Sementara itu, Alfred Nainggolan dari RHB Sekuritas Indonesia menjelaskan bahwa sentimen global dan domestik berkontribusi besar terhadap penurunan IHSG. Sentimen negatif ini termasuk aksi jual asing yang masif, ketidakstabilan politik dan ekonomi domestik, serta faktor eksternal seperti inflasi dan kebijakan The FED.
Meski demikian, Alfred melihat peluang bagi investor jangka panjang untuk membeli saham di harga murah. Menurutnya, valuasi saham yang turun lebih cepat daripada kinerja perusahaan dapat menjadi momentum untuk melakukan akumulasi. Selain itu, analisis teknikal dari Muhammad Wafi menunjukkan bahwa jika IHSG berhasil rebound di atas garis MA5, ada potensi untuk menguji resistance di MA20 dan bearish channel.
Berita ini memberikan gambaran tentang kondisi pasar saham Indonesia yang sedang mengalami masa sulit. Namun, dengan pendekatan yang tepat, investor masih dapat menemukan peluang di tengah ketidakpastian ini.
Dari perspektif seorang jurnalis, informasi ini mengingatkan kita akan pentingnya diversifikasi investasi dan pemahaman mendalam tentang situasi pasar. Meski kondisi saat ini tampak suram, selalu ada peluang bagi mereka yang siap mengambil risiko dan memiliki strategi yang matang. Bagi investor, ini adalah saat yang tepat untuk mempertimbangkan ulang portofolio dan mencari peluang baru di tengah ketidakpastian.