Pasar
Pelemahan Rupiah Mencapai Rekor Terendah Seiring Kebijakan Ekonomi Global
2025-02-28

Perekonomian Indonesia mengalami tantangan baru dengan nilai tukar rupiah yang mencapai titik terendahnya. Pada hari Jumat, 27 Februari 2025, mata uang nasional ini melemah hingga 0,79% di level Rp16.575 per dolar AS. Situasi ini menunjukkan dampak dari berbagai faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik.

Kenaikan indeks dolar AS menjadi salah satu pendorong utama pelemahan rupiah. Indeks tersebut mencapai angka 107,29 pada pagi harinya, meningkat dibandingkan posisi sebelumnya. Para analis menyatakan bahwa lonjakan volatilitas pasar dan aksi ambil untung oleh investor telah memperburuk kondisi ini. Selain itu, kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga berkontribusi pada situasi tersebut. Tarif impor yang dinaikkan terhadap Kanada, Meksiko, dan Tiongkok sejak awal Maret 2025 telah menciptakan ketidakpastian dalam hubungan dagang internasional.

Menyikapi situasi ini, para ekonom menekankan pentingnya respons cepat dari bank sentral untuk menjaga stabilitas moneter. Meskipun tekanan inflasi mungkin membatasi ruang gerak dalam penurunan suku bunga, langkah-langkah lain seperti intervensi pasar dapat membantu meredam dampak negatif. Selain itu, penguatan permintaan dolar AS akhir bulan ini untuk pembayaran utang dan barang impor juga turut membebani nilai rupiah. Dengan demikian, diperlukan strategi yang matang untuk mengatasi tantangan ekonomi global dan menjaga daya saing produk-produk domestik.

Melihat ke depan, ekspektasi akan adanya tekanan lanjutan terhadap rupiah mendorong pemerintah dan bank sentral untuk lebih proaktif dalam mengambil tindakan. Perubahan kebijakan ekonomi global yang tidak pasti membutuhkan kesiapan yang kuat agar ekonomi Indonesia tetap stabil dan kompetitif. Dengan sikap optimis dan kerja sama antara pemerintah serta sektor swasta, Indonesia dapat menghadapi tantangan ini dan membangun fondasi ekonomi yang lebih kuat untuk masa depan.

more stories
See more