Pasar saham Indonesia mengalami penurunan signifikan pada perdagangan Selasa. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup dengan koreksi sebesar 2,41% di level 6.587,09. Aktivitas transaksi mencapai nilai yang cukup besar, namun dominasi aksi jual mempengaruhi pergerakan pasar. Investor merespons berbagai sentimen negatif dari dalam dan luar negeri, yang menciptakan ketidakpastian di antara para pelaku pasar.

Situasi global menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan investor. Pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tentang tarif impor terhadap Kanada dan Meksiko menambah ketegangan ekonomi internasional. Trump menegaskan bahwa tarif tersebut akan tetap diberlakukan sesuai rencana, yang meningkatkan ketidakpastian dan membuat investor semakin berhati-hati. Selain itu, adanya empat perusahaan publik yang masuk ke Daftar Perusahaan Tercatat (Danantara) juga memicu kekhawatiran tambahan.

Aksi jual asing yang signifikan turut memperburuk kondisi pasar. Investor asing melakukan penjualan bersih sebesar Rp1,63 triliun di seluruh pasar, dengan fokus pada beberapa saham pelat merah. Beberapa saham bank seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Bank Central Asia menjadi target utama aksi jual ini. Meskipun situasi pasar tampak suram, penting untuk menjaga optimisme dan melihat setiap tantangan sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan perbaikan. Dengan sikap positif, pasar dapat bangkit kembali dan menghadapi tantangan dengan lebih baik.