Pada akhir pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menutup perdagangan di zona hijau meskipun mengalami penurunan mingguan. Meski sempat merosot di awal sesi perdagangan, IHSG mampu pulih dan menutup dengan kenaikan tipis pada hari Jumat. Dalam sepekan, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,39%, dan sepanjang bulan ini turun 4,43%. Perdagangan hari ini melibatkan nilai transaksi yang cukup sepi, mencapai Rp 9,34 triliun.
Di tengah pergerakan pasar yang minim sentimen, lima sektor utama menjadi penyokong kenaikan IHSG, yaitu teknologi, properti, utilitas, bahan baku, dan kesehatan. Emiten DCI Indonesia (DCII) menjadi penggerak utama dengan kenaikan signifikan hingga mencapai batas auto reject atas. Pasar tampaknya masih dipengaruhi oleh efek lanjutan dari rilis data ekonomi dan transaksi berjalan oleh Bank Indonesia.
Pergerakan IHSG menunjukkan potensi pembalikan arah setelah mengalami penurunan tajam sejak awal bulan. Secara teknikal, indeks ini telah mencapai resistance di level 6900, bertepatan dengan Moving Average 20 daily. Selama dua hari terakhir, pergerakan IHSG mengalami koreksi normal dan berpotensi menguji support di level 6700.
Sementara itu, aliran dana asing keluar dari pasar saham domestik masih berlanjut. Data Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa asing hanya mencatatkan net buy selama dua hari dalam sebulan ini. Total perusahaan yang masuk ke MSCI Global Standards juga mengalami penurunan dari 28 menjadi 17 konstituen untuk periode efektif Maret 2025. Hal ini mengurangi bobot saham Indonesia di MSCI dari 2,2% menjadi 1,5% pada akhir tahun lalu.
Berbagai faktor, termasuk sentimen pasar dan kondisi ekonomi global, mempengaruhi pergerakan IHSG. Meskipun IHSG berhasil menutup di zona hijau pada akhir pekan ini, potensi koreksi dan penyesuaian masih akan terus terjadi di masa mendatang. Situasi ini menunjukkan pentingnya pemantauan yang cermat terhadap kondisi pasar dan indikator ekonomi.