Di tengah dinamika ekonomi global dan domestik, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur bulan Februari 2025. Keputusan ini mendapat sambutan hangat dari berbagai pelaku usaha di Tanah Air, terutama sektor pembiayaan. Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI), Suwandi Wiratno Siahaan, menegaskan bahwa kebijakan ini didasarkan pada pertimbangan kondisi ekonomi nasional dan sentimen internasional. Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, beliau menjelaskan dampak kebijakan ini terhadap bisnis multifinance dan ekspektasi para pelaku usaha.
Pada hari Jumat, 21 Februari 2025, dalam program Power Lunch di CNBC Indonesia, Shinta Zahara mengadakan dialog mendalam dengan Suwandi Wiratno Siahaan, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI). Topik utama pembicaraan adalah respons dunia usaha terhadap keputusan Bank Indonesia yang memilih untuk menahan level suku bunga acuan di angka 5,75%. Suwandi menjelaskan bahwa kebijakan ini telah dipertimbangkan secara matang dengan memperhatikan perkembangan ekonomi domestik serta sentimen eksternal, termasuk tekanan nilai tukar Rupiah akibat faktor-faktor ekonomi Amerika Serikat.
Berlokasi di Jakarta, diskusi ini membahas bagaimana arah kebijakan suku bunga dapat mempengaruhi sektor pembiayaan dan bisnis multifinance. Suwandi juga menyoroti efek dari tingkat suku bunga yang tinggi terhadap operasional perusahaan-perusahaan pembiayaan. Dengan situasi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian, keputusan BI ini diharapkan dapat memberikan stabilitas dan keyakinan bagi para pelaku usaha.
Dalam perspektif lebih luas, kebijakan ini mencerminkan upaya BI untuk menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan stabilitas moneter. Pelaku usaha merespons positif langkah ini karena dianggap dapat membantu menjaga daya saing sektor riil dan mendukung iklim investasi yang kondusif.
Sebagai penutup, diskusi ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana kebijakan moneter dapat mempengaruhi dinamika bisnis di Indonesia. Para pelaku usaha optimis bahwa dengan keputusan yang tepat, ekonomi nasional dapat terus berkembang dengan stabil, meski masih harus menghadapi tantangan global.
Sebagai jurnalis, saya melihat bahwa kebijakan ini bukan hanya tentang angka-angka ekonomi, tetapi juga tentang memberikan kepercayaan kepada pelaku usaha agar dapat beroperasi dengan lebih percaya diri. Ini menjadi langkah penting dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat dan berkelanjutan bagi masa depan Indonesia.