Di tengah ketatnya regulasi senjata api di Jepang, muncul ancaman baru berupa pistol mainan impor yang ternyata memiliki daya rusak setara dengan senjata asli. Senjata ini ditemukan di platform belanja online dan telah memicu peringatan resmi dari Badan Kepolisian Nasional (NPA) Jepang. Dengan kemampuan untuk menembus kulit dan menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian, barang-barang ini menjadi fokus pengawasan polisi sejak Juni 2022. Upaya penarikan kembali dan larangan terhadap produk tersebut telah dilakukan, namun tantangan tetap ada karena distribusi melalui situs internasional masih berlangsung.
Kasus ini pertama kali terdeteksi oleh patroli siber dari kepolisian prefektur serta Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo pada tahun 2022. Sebanyak 16 model pistol mainan didapati mampu menghasilkan dampak signifikan pada tubuh manusia, sehingga dianggap melanggar undang-undang pengendalian senjata api nasional. Meskipun dijual sebagai hiburan anak-anak, peluru plastik yang disertakan ternyata bisa digantikan dengan peluru sungguhan, meningkatkan potensi bahayanya secara drastis.
Sistem pengawasan NPA Jepang telah mencatat lebih dari 30 kasus pelanggaran hukum terkait produk ini hingga Maret 2025. Angka tersebut mencakup sekitar 1.100 unit pistol yang berhasil disita atau dikembalikan. Semua unit berasal dari pabrik di China dan diproduksi tanpa mematuhi standar keselamatan internasional maupun lokal.
Untuk merespons temuan ini, otoritas Jepang telah mengambil langkah-langkah tegas, termasuk mengeluarkan peringatan publik di berbagai platform digital milik mereka. Selain itu, kerja sama juga dibangun dengan operator marketplace domestik guna menghentikan penjualan produk berbahaya ini. Namun, tantangan utama tetap terletak pada situs-situs luar negeri yang masih bebas menjual item serupa.
Kemajuan teknologi memudahkan akses terhadap barang-barang seperti ini, namun juga menimbulkan risiko bagi masyarakat umum. Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk tetap waspada dan melapor kepada pihak berwenang jika menemukan produk serupa dalam peredaran. Langkah proaktif ini diharapkan dapat mencegah insiden yang lebih serius di masa mendatang.