Kepadatan lalu lintas diperkirakan akan mencapai puncaknya pada hari Kamis, lima hari sebelum perayaan Lebaran tahun 2025. Berdasarkan pengamatan dari Korps Lalu Lintas Polri, para pemudik mulai meninggalkan ibu kota menuju daerah pedesaan mereka.
Menurut AKP Sandy Titah Nugraha, Kepala Induk Patroli Jalan Raya Cikampek, pola pergerakan pemudik menunjukkan peningkatan signifikan setelah jam sahur. Fenomena ini terjadi karena banyaknya masyarakat yang memilih berangkat lebih awal untuk menghindari antrian panjang di jalan tol. Data awal menunjukkan bahwa Tol Jakarta-Cikampek menjadi salah satu koridor utama dengan volume kendaraan yang sangat tinggi.
Berkat pemantauan intensif, titik-titik rawan kemacetan telah diidentifikasi oleh pihak kepolisian. Salah satu area kritis adalah ruas antara KM 48A dan rest area KM 57. Selain itu, adanya kendaraan besar seperti bus dan truk yang mengalami kerusakan juga turut memperburuk kondisi arus lalu lintas.
Sandy menjelaskan bahwa meskipun situasi saat ini cukup padat, langkah rekayasa contraflow belum diterapkan. Keputusan tersebut diambil demi memastikan keselamatan semua pihak, baik petugas maupun pengguna jalan lainnya. "Kami terus memantau perkembangan situasi, dan jika kepadatan semakin parah, maka tindakan rekayasa akan segera dilakukan," tambahnya.
Meningkatnya jumlah pemudik setiap tahun menunjukkan betapa pentingnya Lebaran bagi masyarakat Indonesia sebagai momen silaturahmi dan persatuan keluarga. Meskipun tantangan macet tak terhindarkan, sikap saling menghargai serta kesabaran menjadi kunci dalam menghadapi situasi ini. Dengan dukungan teknologi dan koordinasi yang baik antarinstansi, harapan untuk perjalanan mudik yang lebih aman dan nyaman tetap bisa direalisasikan.