Kisah sukses Matahari Department Store dimulai dengan langkah sederhana di tahun 1960 ketika Hari Darmawan mendirikan toko baju bernama Micky Mouse di Pasar Baru. Awalnya, toko ini hanya menjual pakaian impor dan produk lokal buatan istri pemiliknya. Dengan strategi inovatif, bisnis ini berkembang pesat selama lima tahun pertama.
Ambisi besar muncul ketika Hari melihat potensi pasar yang lebih luas melalui akuisisi toko De Zion pada tahun 1968. Dengan pinjaman US$ 200 juta dari Citibank, ia berhasil membeli dua toko tersebut dan menggantinya dengan nama "Matahari". Inspirasi dari Sogo Department Store Jepang membawa transformasi signifikan, di mana toko ini mulai menawarkan berbagai kategori produk seperti perhiasan, tas, kosmetik, hingga elektronik.
Masa kejayaan Matahari tidak luput dari persaingan ketat. Ketika James Riady dari Lippo Group memperkenalkan WalMart di Indonesia, situasi semakin kompetitif. Strategi pembukaan gerai di lokasi yang saling berdekatan antara Matahari dan WalMart menciptakan dinamika baru dalam dunia ritel.
WalMart sempat menjadi ancaman serius bagi Matahari, namun dengan fokus pada layanan pelanggan dan pengembangan produk, Matahari berhasil mempertahankan dominasinya. Faktor lain yang memengaruhi keberhasilan ini adalah penyesuaian harga serta ekspansi ke berbagai wilayah di Indonesia, sehingga menciptakan loyalitas konsumen yang tinggi.
Pada tahun 1996, Hari Darmawan menerima tawaran untuk menjual Matahari kepada Lippo Group. Keputusan ini menuai spekulasi luas karena Matahari saat itu sedang berada di puncak kesuksesannya. Namun, akuisisi ini membawa perubahan signifikan dalam struktur kepemilikan dan manajemen perusahaan.
Dengan bergabungnya Matahari ke bawah naungan Lippo Group, perusahaan mulai merambah pasar modern melalui pendekatan digital dan kolaborasi strategis. Langkah ini diharapkan dapat menjaga relevansi Matahari di tengah perkembangan teknologi dan gaya hidup konsumen yang berubah.
Saat ini, Matahari Department Store menghadapi tantangan baru dalam era digitalisasi. Penurunan penjualan di beberapa lini bisnis menunjukkan perlunya adaptasi lebih cepat terhadap perubahan tren pasar. Upaya restrukturisasi melalui penutupan gerai yang kurang produktif dan pengurangan beban operasional menjadi langkah penting untuk menjaga kestabilan finansial.
Di sisi lain, peluang masih terbuka lebar melalui pengembangan platform e-commerce dan integrasi teknologi canggih. Dengan dukungan dari Lippo Group, Matahari dapat memanfaatkan sinergi antara ritel fisik dan digital untuk memberikan pengalaman belanja holistik bagi konsumennya.