Berita
Rekayasa AI Trump Sebagai Paus Menyulut Kontroversi
2025-05-04

Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) kembali mencuri perhatian publik setelah munculnya video yang menggambarkan mantan Presiden Amerika Serikai, Donald Trump, sebagai Paus. Video tersebut menampilkan berbagai adegan aneh yang melibatkan tokoh-tokoh lain seperti Elon Musk dan Robert De Niro. Meskipun konten ini belum dibagikan secara resmi oleh Trump atau pihak Gedung Putih, klip ini telah memicu reaksi keras dari berbagai kalangan, terutama komunitas Katolik.

Dalam dunia digital yang semakin berkembang, penggunaan rekayasa AI untuk menciptakan gambar maupun video telah menjadi tren baru yang sering kali menimbulkan pro dan kontra. Dalam kasus ini, video yang awalnya hanya berupa gambar statis Trump sebagai Paus tiba-tiba diperluas menjadi sebuah narasi visual yang lebih kompleks. Klip ini menunjukkan Trump dalam berbagai situasi unik, mulai dari naik burung raksasa hingga menyemprotkan air kepada kerumunan orang. Selain itu, karakter-karakter pendukung seperti Elon Musk sebagai kardinal dan Robert De Niro yang tampak bermusuhan juga turut memperkaya cerita di balik video ini.

Video ini dikreditkan kepada "Dilley Meme Team", kelompok yang dikenal sebagai "Mesin Perang Daring Trump". Mereka dikenal dengan konten-konten provokatif yang mampu menarik jutaan penayangan setiap hari. Faktanya, banyak video dari kelompok ini yang telah dibagikan oleh akun resmi Trump di masa lalu. Situs web mereka menyatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menciptakan konten yang tidak hanya menghibur tetapi juga merangsang diskusi politik.

Tidak mengherankan jika video ini mendapat tanggapan yang sangat bervariasi. Akun "Call to Activism" bahkan memberikan judul kontroversial pada klip ini, menyebut bahwa para pendukung gerakan MAGA (Make America Great Again) tampaknya menerima konten ini dengan antusiasme tinggi. Namun, ada juga komentar yang menyebut video ini sebagai bentuk penghinaan terhadap agama Katolik. Beberapa individu mengkritik bahwa sikap toleransi terhadap konten semacam ini dapat mencerminkan ketidakpedulian umat Katolik modern terhadap nilai-nilai inti gereja mereka.

Peristiwa ini menyoroti bagaimana teknologi AI dapat digunakan untuk mengubah persepsi publik dan menciptakan narasi baru yang sering kali melampaui batas etika dan moral. Penggunaan rekayasa digital semacam ini tidak hanya menantang batasan kreativitas manusia tetapi juga memunculkan pertanyaan tentang tanggung jawab moral dalam dunia maya yang terus berkembang pesat.

more stories
See more