Pada tanggal 12 Maret 2025, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengumumkan serangkaian mutasi yang melibatkan 9 perwira menengah dari Badan Reserse Kriminal (Bareskrim). Mereka dipindahtugaskan untuk menjabat sebagai Direktur di berbagai kepolisian daerah (Polda). Mutasi ini mencakup total 1.255 personel dan dilakukan melalui enam Surat Telegram resmi. Menurut Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Sandi Nugroho, langkah ini bertujuan untuk menyegarkan organisasi serta meningkatkan profesionalisme anggota. Salah satu nama yang tercatat dalam rotasi ini adalah Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak, yang kini akan memimpin Direktorat Narkotika di Polda Sumatera Utara.
Dalam suasana dinamis organisasi kepolisian nasional, sebanyak sembilan perwira menengah Bareskrim mendapatkan tugas baru pada awal bulan Maret tahun 2025. Peristiwa ini menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk memperkuat sistem pengamanan di tingkat regional. Dengan dikeluarkannya enam surat telegram oleh pimpinan Polri, ratusan personel mengikuti alur promosi atau penyesuaian posisi. Beberapa nama besar muncul dalam daftar, termasuk Kombes Pol Albert Raden Deddy Sulistyo Nugroho yang akan mengambil alih kepemimpinan Direktorat Narkotika di Polda Jawa Barat, serta Kombes Pol Roedy Syoelianto yang ditunjuk sebagai Direktur Narkotika di Polda Yogyakarta.
Rinciannya, Kombes Pol Thomas Panji Susbandaru akan menjabat sebagai Direktur Perlindungan Minorsitas Vital di Polda Jawa Barat. Sementara itu, Kombes Pol Radiant dan Kombes Pol Teguh Widodo bertanggung jawab atas Direktorat Narkotika di Polda Bali dan Direktorat Kejahatan Ekonomi Khusus di wilayah yang sama. Selain itu, Kombes Pol Ilham Saparona akan fokus pada pengendalian kriminal umum di Aceh, sementara Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak mengambil alih kendali narkotika di Sumatera Utara.
Mutasi juga melibatkan AKBP Fery Nur Abdulah yang dipercaya memimpin Direktorat Kejahatan Umum di Polda Sulawesi Tengah. Langkah-langkah ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam efektivitas operasional setiap Polda.
Menurut Irjen Pol Sandi Nugroho, seluruh proses mutasi ini dirancang untuk memberikan kesempatan kepada para perwira mengembangkan kompetensi mereka di lingkungan kerja yang baru. Hal ini juga bertujuan untuk menjaga integritas institusi dan memastikan bahwa setiap daerah mendapatkan pemimpin yang siap menghadapi tantangan modern.
Dari sudut pandang jurnalistik maupun pembaca, laporan tentang rotasi perwira ini memberikan gambaran tentang pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam sebuah organisasi besar seperti Polri. Melalui mutasi ini, Polri tidak hanya memastikan adanya regenerasi kepemimpinan tetapi juga menunjukkan komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas. Para perwira yang dimutasi memiliki peluang untuk belajar lebih banyak dari pengalaman di tempat kerja baru, yang pada akhirnya akan menguntungkan karier mereka serta kinerja institusi secara keseluruhan.
Bagi masyarakat, langkah ini dapat dilihat sebagai bentuk dedikasi Polri untuk terus meningkatkan layanan keamanan di seluruh wilayah Indonesia. Dengan pendekatan yang lebih inklusif dan adaptif, diharapkan Polri dapat menjadi lembaga yang lebih responsif terhadap kebutuhan publik di era globalisasi saat ini.