Nilai tukar rupiah mengalami penguatan kecil pada awal perdagangan hari ini, namun segera melemah beberapa menit kemudian. Menurut data yang dikutip dari platform keuangan, mata uang Indonesia dibuka dengan kenaikan 0,03% menjadi Rp16.320 per dolar AS. Meskipun demikian, rupiah segera turun 0,12% setelah empat menit perdagangan dimulai. Indeks dolar AS (DXY) juga mengalami peningkatan tipis hingga mencapai 104,17 pada pukul 08:55 WIB, naik dari posisi sebelumnya.
Pasar sedang memperhatikan perkembangan ekonomi AS, terutama data tenaga kerja yang akan dirilis malam ini. Pelaku pasar menantikan laporan Non-Farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran AS karena kedua indikator ini berpotensi mempengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve. Sebelumnya, ekonomi AS mencatat penambahan 143 ribu pekerjaan pada Januari 2025, jauh lebih rendah dibandingkan revisi Desember yang mencapai 307 ribu pekerjaan. Pertumbuhan lapangan kerja utamanya terjadi di sektor kesehatan, ritel, dan pemerintahan.
Data ketenagakerjaan AS untuk tahun 2024 telah direvisi, menunjukkan peningkatan total pekerjaan non-pertanian sebesar 1,99 juta, atau rata-rata 166 ribu pekerjaan per bulan. Angka ini lebih rendah dibandingkan laporan awal yang menyebutkan kenaikan 2,2 juta pekerjaan. Meski ada fluktuasi, para pelaku pasar tetap waspada terhadap dampak data ini terhadap nilai rupiah. Keputusan The Fed tentang suku bunga dapat menjadi faktor penting dalam menentukan arah mata uang dunia, termasuk rupiah, yang berusaha untuk stabil di tengah ketidakpastian global.
Keberlanjutan stabilitas ekonomi sangat penting bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia. Dengan persiapan yang matang dan respons cepat terhadap perubahan ekonomi global, perekonomian nasional dapat terus tumbuh secara positif dan berkelanjutan. Hal ini menunjukkan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan institusi keuangan dalam menjaga stabilitas ekonomi demi kesejahteraan masyarakat.