Pada hari Senin, sekitar 20 pesawat tempur milik Israel meluncurkan serangan terhadap wilayah Hudaydah di negara Yaman. Serangan ini dilatarbelakangi oleh insiden rudal balistik yang dilancarkan oleh kelompok Houthi ke Bandara Internasional Ben Gurion di Israel. Menurut laporan dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF), lokasi-letak pelabuhan dan fasilitas industri menjadi sasaran utama karena diduga digunakan sebagai pusat penyimpanan senjata untuk kelompok tersebut. Aksi militer ini menimbulkan kritikan internasional, dengan klaim adanya korban sipil dalam peristiwa itu. Selain itu, konflik ini memperkeruh hubungan regional, mengingat posisi Iran sebagai pendukung aktif kelompok Houthi.
Insiden serangan udara yang terjadi di wilayah Hudaydah menunjukkan eskalasi ketegangan antara Israel dan kelompok Houthi di Yaman. Pesawat tempur F-15I Ra’am telah dikerahkan untuk menargetkan beberapa lokasi strategis seperti pelabuhan dan pabrik semen di daerah tersebut. Menurut IDF, lokasi-lokasi ini berfungsi sebagai basis logistik bagi kelompok bersenjata. Namun, laporan dari kelompok Houthi menyebut bahwa lebih dari 20 orang menderita cedera akibat serangan tersebut. Kelompok ini juga menuduh adanya keterlibatan Amerika Serikat dalam operasi militer ini, meskipun pemerintah AS secara tegas membantah tuduhan tersebut.
Dalam konteks geopolitik, konflik ini menambah kompleksitas dinamika regional. Sebagai sekutu Iran, kelompok Houthi telah menjadi salah satu faktor penting dalam konflik Timur Tengah. Israel sendiri menggunakan pesawat tempur canggihnya, yakni F-15I Ra’am, untuk melaksanakan misi-misi jarak jauh ini. Jet ini diperkenalkan pada pertengahan 1990-an dan memiliki kemampuan signifikan dalam hal daya hancur serta jangkauan operasional.
Peristiwa ini menyoroti pentingnya diplomasi dalam menyelesaikan konflik yang melibatkan banyak pihak. Meskipun serangan militer telah mencapai target yang diinginkan, dampaknya terhadap populasi sipil tidak dapat diabaikan. Ke depannya, langkah-langkah konkret diperlukan untuk meredakan ketegangan dan menghindari eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut. Keterlibatan aktor internasional lainnya juga menjadi faktor kunci dalam menciptakan stabilitas di kawasan yang rentan ini.