Penduduk Kampung Babakan Jawa, Desa Bojongloa di Kabupaten Bandung, menghadapi masalah serius akibat pencemaran Sungai Cikijing oleh limbah tekstil dari pabrik. Air sungai yang dulunya jernih kini berubah menjadi hitam pekat dan memiliki bau menyengat. Warga khawatir dampak negatif ini tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga membahayakan kesehatan mereka.
Dalam suasana musim penghujan yang basah, masyarakat desa di wilayah Rancaekek mengeluhkan kondisi buruk Sungai Cikijing. Menurut Yuli Wahyuni, seorang ibu rumah tangga setempat, perubahan signifikan pada air sungai dimulai ketika pembangunan pabrik-pabrik di dekat area tersebut meningkat beberapa tahun lalu. Pada hari Rabu (7/5/2025), ia menjelaskan bahwa aliran limbah tekstil telah membuat air menjadi sangat beracun, dengan warna hitam pekat serta aroma tak sedap yang menyebar luas.
Tidak hanya itu, warga sering mengalami gangguan kesehatan seperti batuk kronis dan iritasi kulit sebagai dampak langsung dari kontaminasi air. Meskipun demikian, anak-anak di daerah tersebut masih terlihat bermain dan berenang di sungai yang tercemar. Meski ada larangan dari warga maupun petugas keamanan setempat, perilaku ini tetap sulit diredam. Bahkan, keluarga Yuli harus kehilangan salah satu anggotanya karena insiden tercebur ke kolam limbah yang mematikan.
Dari perspektif jurnalis, cerita ini menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya limbah industri. Laporan ini juga menjadi peringatan bagi para pemangku kepentingan untuk mengambil tindakan lebih proaktif melawan polusi air. Melalui pendekatan edukasi dan penegakan hukum yang lebih ketat, kita bisa melindungi generasi mendatang dari ancaman lingkungan seperti yang dialami warga di Sungai Cikijing.