Pada perayaan Hari Raya Idulfitri, tradisi mudik selalu menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tradisi ini melibatkan jutaan orang yang bergerak dari kota besar ke desa untuk bertemu keluarga. Laporan terbaru menunjukkan bahwa pada Jumat (28/3/2025), volume kendaraan di Tol Cikopo-Palimanan meningkat sebesar 40 persen dibanding hari sebelumnya. Kapolri memprediksi puncak arus akan terjadi pada malam hari hingga Sabtu dini hari. Sementara itu, PT KAI mencatat telah melayani lebih dari 1,2 juta penumpang kereta api antara 21-27 Maret. Di sektor penerbangan, Kemenhub memperkirakan jumlah penumpang pesawat mencapai 750.000 jiwa, dengan Bandara Soekarno-Hatta menjadi pusat utama pemudik udara.
Dalam suasana musim pengembaraan menuju kampung halaman yang semarak, Jumat (28/3/2025) menjadi hari penting bagi para pemudik di seluruh Indonesia. Peningkatan signifikan terlihat di jalur tol Trans-Jawa, khususnya di ruas Cikopo-Palimanan (Cipali). Sejak tengah malam hingga pagi hari, sekitar 43.000 kendaraan telah melewati Gerbang Tol Cikopo dari Jakarta menuju Cirebon. Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyampaikan bahwa puncak perjalanan akan terjadi mulai Jumat malam hingga Sabtu dini hari.
Berbicara mengenai moda transportasi lainnya, PT Kereta Api Indonesia (KAI) telah memberikan layanan kepada lebih dari satu juta penumpang selama tujuh hari terakhir. Data tersebut mencakup wilayah operasional di Pulau Jawa dan Sumatera. Untuk transportasi udara, Kementerian Perhubungan memperkirakan bahwa hari ini adalah momen puncak, dengan jumlah penumpang mencapai 750.000 jiwa di seluruh bandara Indonesia. Bandara Soekarno-Hatta sendiri diprediksi akan menerima sekitar 222.000 pemudik.
Secara historis, kata "mudik" berasal dari bahasa Jawa yang berarti "menuju sumber". Tradisi ini melambangkan kepulangan para pekerja migran atau pelajar yang tinggal jauh dari keluarga untuk berkumpul kembali saat perayaan tahunan. Bagi banyak keluarga, kedatangan sanak saudara yang merantau menjadi momen spesial untuk saling bersilaturahmi dan mempererat hubungan sosial.
Dari sudut pandang seorang jurnalis, fenomena mudik bukan hanya soal perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan emosional yang mendalam. Ini adalah refleksi tentang makna pulang ke akar, sebuah pengingat akan pentingnya hubungan sosial dalam kehidupan modern. Dengan meningkatnya jumlah pemudik setiap tahun, infrastruktur transportasi harus terus ditingkatkan agar dapat menunjang kebutuhan masyarakat secara optimal. Tradisi ini juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai kebersamaan dan solidaritas, yang sering kali terlupakan di tengah kesibukan sehari-hari.