Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengambil langkah-langkah signifikan untuk mendorong kesetaraan gender melalui berbagai inisiatif. Acara tahunan Ring the Bell for Gender Equality menjadi salah satu upaya yang dilakukan oleh BEI untuk mempromosikan kesetaraan gender di dunia kerja. Dalam acara tersebut, Presiden Komisaris BEI Nurhaida menyoroti hambatan struktural yang masih menghalangi partisipasi penuh perempuan dalam dunia kerja. Beliau juga menekankan pentingnya kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan domestik bagi perempuan.
Pada hari Jumat, 7 Maret, di gedung BEI Jakarta, diselenggarakan acara Ring the Bell for Gender Equality. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender di tempat kerja. Menurut Nurhaida, beberapa faktor seperti bias gender dan tuntutan sosial yang tidak setara terhadap perempuan menjadi tantangan utama. Perempuan sering menghadapi "perang ganda" di mana mereka harus menyeimbangkan tanggung jawab profesional dengan kewajiban rumah tangga.
Untuk mengatasi masalah ini, BEI telah meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk implementasi strategi kesetaraan gender, menciptakan lingkungan kerja yang saling menghormati, dan pembaruan skema kerja hybrid yang mendukung integrasi antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Selain itu, BEI juga fokus pada pengembangan kapabilitas perempuan melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan serta memberikan dukungan bagi talenta perempuan untuk mencapai posisi kepemimpinan.
Nurhaida menambahkan bahwa peran perempuan di level manajemen dapat memberikan warna baru dalam pengambilan keputusan suatu lembaga. Oleh karena itu, BEI berkomitmen untuk terus mendorong kolaborasi dan inovasi dalam rangka mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di lingkungan kerja.
Dari perspektif seorang jurnalis, inisiatif ini menunjukkan komitmen kuat BEI dalam menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung. Langkah-langkah yang diambil bukan hanya bermanfaat bagi perempuan tetapi juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan. Ini menegaskan pentingnya adanya kebijakan yang mendukung keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi, serta pemberdayaan perempuan di semua lini.