Pada tahun 2025, ketika pasar global mengalami gejolak yang signifikan, Warren Buffett muncul sebagai satu-satunya tokoh yang mencatatkan kenaikan kekayaan bersih di antara 15 orang terkaya dunia. Sementara banyak investor dan miliarder lainnya kehilangan miliaran dolar akibat kebijakan ekonomi kontroversial Donald Trump dan volatilitas pasar saham AS, Buffett berhasil memperkuat posisinya melalui strategi investasi jangka panjangnya. Dengan total kekayaan sebesar US$155 miliar, ia menempati posisi keenam dalam daftar Bloomberg Billionaires Index, sementara para pesaingnya menghadapi penurunan drastis dalam aset mereka.
Di tengah situasi sulit, Warren Buffett tetap setia pada pendekatan investasi konservatif melalui Berkshire Hathaway. Perusahaan ini memilih untuk mengurangi eksposur terhadap saham teknologi AS seperti Apple dan Bank of America, yang diprediksi akan semakin rentan dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Sebagai gantinya, Buffett fokus pada peluang di luar Amerika Serikat, terutama di Jepang. Investasi besar-besaran dilakukan di lima perusahaan dagang utama Negeri Sakura, termasuk Mitsui, Mitsubishi, Sumitomo, Itochu, dan Marubeni.
Kepemilikan Berkshire di perusahaan-perusahaan tersebut berkisar antara 8% hingga 9,8%, mencerminkan komitmen Buffett terhadap diversifikasi portofolio dan pengelolaan risiko. Strategi ini membawa dampak positif bagi Berkshire Hathaway, dengan kapitalisasi pasar naik melebihi US$1,14 triliun, menjadikannya salah satu perusahaan paling berharga di dunia.
Sementara itu, para miliarder lain mengalami kerugian besar akibat kebijakan tarif besar-besaran yang diterapkan oleh Trump setelah kembali menjadi Presiden AS. Kebijakan tersebut menyebabkan pasar saham AS kehilangan lebih dari US$8 triliun dalam kapitalisasi pasar, termasuk penurunan harian sebesar US$329 miliar—yang merupakan rekor penurunan terbesar sejak pandemi Covid-19. Elon Musk menjadi korban terparah dengan kehilangan US$130 miliar dari total kekayaannya, diikuti oleh Jeff Bezos, Mark Zuckerberg, Bernard Arnault, dan Bill Gates.
Berkshire Hathaway berhasil mempertahankan performanya di tengah badai ekonomi berkat pemilihan investasi yang cermat. Langkah-langkah strategis ini tidak hanya memperkuat posisi perusahaan di kancah internasional tetapi juga meningkatkan kepercayaan investor secara keseluruhan.
Dalam era ketidakpastian ekonomi global, Warren Buffett menunjukkan bahwa pendekatan investasi jangka panjang dengan analisis mendalam dapat menjadi solusi yang efektif. Keberhasilannya membuktikan bahwa meskipun pasar global sedang menghadapi tantangan besar, ada cara untuk meminimalkan risiko dan bahkan memperoleh keuntungan dengan strategi yang tepat. Langkah-langkah inovatif Buffett di Jepang telah membuka pintu baru bagi pelaku bisnis lain untuk mempertimbangkan pasar internasional sebagai alternatif yang layak dalam mengelola aset mereka.