Gaya Hidup
Gaharu: Harta Karun Alam Indonesia yang Disukai Nabi Muhammad
2025-04-01

Pada zaman modern ini, gaharu atau agarwood dikenal sebagai salah satu bahan wewangian mewah yang banyak digunakan di berbagai belahan dunia. Namun, sejarah mencatat bahwa Nabi Muhammad sendiri sangat menghargai keharuman alami ini. Dalam hadits riwayat Al-Bukhari, disebutkan bahwa Allah memiliki hak atas setiap Muslim untuk membersihkan diri setidaknya sekali dalam tujuh hari dan menggunakan wewangian jika dimiliki. Salah satu jenis wewangian favorit Nabi adalah kayu gaharu, yang juga menjadi bagian dari tradisi ibadahnya. Meskipun populer di Arab Saudi, gaharu bukanlah tanaman asli wilayah tersebut melainkan berasal dari kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Sejarah Gaharu dan Kaitannya dengan Dunia Islam

Dalam masa sejarah yang panjang, gaharu telah dikenal luas di berbagai peradaban besar dunia, seperti India pada tahun 1500 SM hingga Cina pada abad ke-7 Masehi. Kayu ini tidak hanya digunakan sebagai wewangian tetapi juga sebagai elemen penting dalam acara-acara keagamaan. Namun, kesulitan mendapatkan gaharu membuatnya menjadi barang langka dan bernilai tinggi.

Kayu gaharu, yang memiliki nama ilmiah Aquilaria, hanya tumbuh di daerah hutan hujan tropis tertentu seperti Sumatera, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Keunikan gaharu terletak pada proses pembentukan resin akibat infeksi mikroba atau jamur pada pohon yang sakit. Hanya sekitar 7-10% pohon gaharu yang dapat menghasilkan resin berkualitas tinggi yang menyebabkan aroma semerbak tersebut. Seiring perkembangan waktu, gaharu menjadi salah satu komoditas perdagangan utama antara Nusantara dan Timur Tengah melalui jalur perdagangan maritim.

Selain nilai spiritualnya, gaharu juga memiliki manfaat praktis bagi masyarakat Indonesia. Di masa kolonial, gaharu sering digunakan sebagai bahan bangunan rumah karena ketangguhannya. Resin gaharu kemudian diekspor ke pasar internasional dengan harga fantastis, bahkan saat ini bisa mencapai Rp 133 juta per kilogram di pasar global.

Dari sisi ekonomi, gaharu telah membuktikan dirinya sebagai salah satu "harta karun" alam Indonesia yang masih relevan hingga saat ini.

Di era globalisasi, gaharu tak hanya menjadi simbol keindahan spiritual namun juga penghubung budaya antarbangsa. Melalui cerita ini, kita dapat memahami bahwa sumber daya alam yang dikombinasikan dengan nilai-nilai agama dapat menciptakan dampak luar biasa baik secara sosial maupun ekonomi. Ini menunjukkan pentingnya pelestarian serta pemanfaatan bijak tanaman langka ini untuk generasi mendatang.

More Stories
see more