Penyakit kolesterol semakin sering ditemui di kalangan masyarakat, terutama akibat pola hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan cepat saji dan kurangnya aktivitas fisik. Tingginya kadar lemak jenuh dalam tubuh dapat mengakibatkan berbagai gejala yang mudah diamati secara visual. Salah satu tanda paling umum adalah munculnya plak kekuningan di area mata. Selain itu, kondisi ini juga dapat mempengaruhi bagian tubuh lainnya, seperti kaki, dengan gejala keram dan nyeri. Penting untuk mengenali gejala-gejala ini agar penanganan bisa dilakukan sedini mungkin.
Kondisi kolesterol tinggi dapat diidentifikasi melalui perubahan fisik yang tampak di sekitar mata. Plak kekuningan atau xanthelasma menjadi indikator awal dari tingginya kadar lemak dalam darah. Meskipun plak ini tidak mengganggu penglihatan, namun jika dibiarkan tanpa penanganan, bisa menimbulkan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pencemaran warna kekuningan ini biasanya muncul di balik kelopak mata bagian atas dan bawah. Bentuknya simetris antara mata dan hidung, serta memiliki tekstur yang padat. Plak ini cenderung bertambah jumlahnya seiring waktu. Meski tidak membahayakan langsung, namun kondisi ini merupakan pertanda bahwa kadar lemak dalam tubuh sudah mencapai level yang perlu mendapat perhatian serius. Deteksi dini dan penanganan tepat dapat mencegah kondisi ini berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih kompleks.
Selain tanda-tanda di area mata, kolesterol tinggi juga dapat menyebabkan gejala pada kaki. Keram dan nyeri merupakan dua hal yang sering dirasakan oleh penderitanya. Gejala ini umumnya terjadi pada tumit, bagian depan kaki, dan jari-jari kaki. Sensasi nyeri ini bisa menjadi lebih parah saat seseorang beristirahat di malam hari. Perubahan warna kulit dan sensasi dingin pada kaki juga sering dialami, menandakan kurangnya aliran oksigen dan nutrisi ke area tersebut.
Keram yang dirasakan pada kaki bisa mereda dengan menggantungkan kaki dari tempat tidur atau posisi duduk, yang membantu aliran darah bergerak ke bawah berkat gaya gravitasi. Rasa sakit pada paha hingga betis sering kali muncul saat berjalan, bahkan dalam jarak yang pendek. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak yang menghambat aliran darah. Pengendalian pola makan dan peningkatan aktivitas fisik menjadi langkah penting untuk mencegah dan mengatasi gejala-gejala ini, sehingga kualitas hidup tetap terjaga.