Pasar
Goldman Sachs Menyesuaikan Rekomendasi Investasi di Indonesia
2025-03-14

Bank investasi global Goldman Sachs baru-baru ini menurunkan rekomendasi terhadap aset keuangan di Indonesia, termasuk saham dan surat utang negara. Penyesuaian ini mencakup perubahan dari overweight menjadi market weight atau netral. Keputusan tersebut didorong oleh proyeksi defisit fiskal yang meningkat hingga 2,9% dari PDB serta ketegangan ekonomi global yang berdampak pada pasar keuangan domestik. Meskipun demikian, Bursa Efek Indonesia (BEI) tetap optimistis dengan fundamental negara dan berupaya meyakinkan investor asing untuk kembali melirik peluang di Tanah Air.

Penyesuaian Rekomendasi dan Dampaknya terhadap Pasar

Dalam periode yang penuh tantangan ini, Goldman Sachs memutuskan untuk menyesuaikan pandangan terhadap aset-aset keuangan Indonesia. Langkah ini dilakukan setelah evaluasi menyeluruh terkait kondisi ekonomi global dan domestik. Di Jakarta, tepatnya pada Rabu (12/3/2025), Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyatakan bahwa pihaknya menghormati keputusan Goldman Sachs karena lembaga rating memiliki independensi tersendiri dalam menilai kondisi pasar.

Meski begitu, BEI tetap aktif mempromosikan kekuatan fundamental Indonesia kepada para investor asing. Jeffrey juga menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator dan otoritas pasar untuk menjaga stabilitas. Menurutnya, volatilitas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah hal yang lumrah di pasar modal, yang dipengaruhi oleh persepsi dan ekspektasi para pelaku pasar.

Selain itu, penurunan peringkat ini tidak terlepas dari tekanan pasar akibat sentimen perang dagang global dan pelemahan ekonomi domestik. Inisiatif-inisiatif seperti pemangkasan anggaran, pembentukan Badan Pengelola Investasi Danantara, serta program jutaan rumah dinilai dapat memperberat defisit anggaran negara, sehingga memunculkan rasa waspada di kalangan investor asing.

Dari perspektif seorang jurnalis, langkah Goldman Sachs memberikan gambaran tentang kompleksitas pasar keuangan modern. Kebijakan pemerintah yang diambil tanpa pertimbangan matang bisa berdampak signifikan terhadap keyakinan investor global. Oleh karena itu, transparansi informasi dan komunikasi yang efektif sangat diperlukan agar Indonesia tetap menarik bagi para pelaku pasar internasional. Secara keseluruhan, situasi ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara ambisi pembangunan dan stabilitas fiskal.

More Stories
see more