Pada malam hari, sebuah kecelakaan tragis terjadi di Kota Semarang yang mengakibatkan hancurnya salah satu rumah dan melukai seorang warga. Peristiwa ini menarik perhatian masyarakat setempat serta aparat penegak hukum karena penyebabnya adalah aktivitas membuat mercon. Selain kerusakan material, insiden ini juga meninggalkan pelajaran berharga tentang pentingnya keselamatan dalam penggunaan bahan peledak.

Kronologi Kecelakaan Mercon di Tlogomulyo

Pada dini hari di wilayah Kelurahan Tlogomulyo, tepatnya di Jalan Bandarmulyo RT04/RW02, Kota Semarang, suara ledakan membuyarkan kedamaian malam Minggu (30/3/2025). Kejadian tersebut diketahui pertama kali oleh pasangan lanjut usia, Sakimin dan Sohinem, yang sedang tidur ketika mendengar suara keras dari salah satu ruangan rumah mereka. Segera setelah itu, Ridho Hayati, kakak ipar korban, buru-buru keluar kamar untuk menyelidiki apa yang terjadi.

Mereka terkejut menemukan bahwa bagian rumah telah hancur berantakan. Anak mereka, Agus Supriyanto (37), seorang kurir paket, ditemukan dalam kondisi penuh luka. Warga sekitar dengan cepat membawa korban ke RSUD Kota Semarang untuk mendapatkan perawatan medis yang sesuai. Baru setelah situasi stabil, mereka melaporkan insiden tersebut kepada pihak berwenang.

Aparat kepolisian dari Polrestabes Semarang tiba di lokasi tak lama kemudian. Setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh, diduga kuat bahwa korban sedang membuat mercon pada saat ledakan terjadi. Di tempat kejadian, petugas menemukan sekitar 100 buah mercon yang belum diisi obat ledak. Kepala Satuan Reskrim Polrestabes Semarang, AKBP Andika Dharma Sena, mengonfirmasi insiden tersebut dan menyatakan bahwa proses hukum akan segera dimulai.

Sena menjelaskan bahwa penyidikan telah dilakukan, dan pihak yang memiliki bahan peledak tersebut ternyata merupakan anggota keluarga korban. Meskipun demikian, korban dan pemilik bahan peledak adalah individu yang berbeda.

Dari perspektif jurnalis, insiden ini menjadi peringatan penting bagi masyarakat luas. Aktivitas yang melibatkan bahan kimia atau peledak harus selalu dilakukan dengan hati-hati dan sesuai aturan. Kasus ini menunjukkan betapa mudahnya situasi bisa berubah menjadi bencana jika tidak ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan bahan berbahaya. Oleh karena itu, edukasi dan regulasi yang lebih ketat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.