Hubungan antara Pangeran William dan ayahnya, Raja Charles III, menjadi sorotan setelah sang pangeran memutuskan untuk menyewa firma hukum yang memiliki sejarah emosional mendalam dengan keluarganya. Keputusan ini menunjukkan dorongan William untuk mengejar independensi dari tradisi lama yang selama ini dipegang oleh kerajaan. Penggunaan Mishcon de Reya sebagai pengacaranya, firma yang dulunya mewakili Putri Diana dalam perceraian tahun 1996, menciptakan ketegangan baru dalam hubungan mereka.
Selama beberapa waktu terakhir, langkah-langkah Pangeran William semakin menunjukkan keinginannya untuk menjalani jalur yang berbeda dari ayahnya. Salah satu tindakan besar adalah pemilihan Mishcon de Reya sebagai mitra hukumnya, sebuah perusahaan yang telah berperan penting dalam kasus-kasus sensitif yang melibatkan ibunya, Putri Diana. Firma tersebut dikenal karena keterlibatannya dalam proses perceraian Diana dan juga manajemen dana memorial yang didedikasikan untuk sang putri. Tindakan ini dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada peninggalan Diana, serta simbolisasi perubahan generasi dalam keluarga kerajaan.
Pemilihan Mishcon de Reya bukan hanya soal urusan hukum biasa, tetapi lebih kepada menggarisbawahi sikap mandiri William. Dengan menggunakan firma yang sama dengan ibunya, dia menunjukkan bahwa ia ingin menjauh dari pola kerja yang selama ini digunakan oleh ayahnya, termasuk Harbottle & Lewis, firma lama yang telah membantu keluarga kerajaan dalam banyak kasus penting. Seorang sumber mengungkapkan bahwa alasan utamanya sederhana: "Dia ingin menjadi dirinya sendiri," kata sumber itu kepada media Inggris.
Ketegangan antara William dan Charles meningkat akibat keputusan ini. Menurut kabar, Raja Charles merasa kecewa atas langkah putranya, yang dinilai sebagai penyimpangan dari norma-norma yang telah dijaga selama bertahun-tahun. Selain itu, Harbottle & Lewis, firma yang telah bekerja sama erat dengan keluarga kerajaan, dilaporkan merasa tersingkirkan karena tidak lagi dipilih untuk menangani masalah-masalah hukum William.
Pada wawancara dengan BBC pada November 2024, Pangeran William menyatakan bahwa ia sedang mencoba pendekatan baru dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai calon raja masa depan. “Saya mencoba melakukannya dengan cara yang berbeda,” ujarnya, yang secara tidak langsung mencerminkan keinginannya untuk membangun identitas yang lebih mandiri dari bayang-bayang ayahnya.
Langkah ini menandakan awal dari era baru dalam dinamika keluarga kerajaan. Melalui pilihan-pilihannya, Pangeran William memberi sinyal kuat bahwa ia siap mengambil arah yang berbeda, bahkan jika hal itu memunculkan ketegangan dengan anggota keluarga lainnya. Sikap ini diyakini akan membawa perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinan kerajaan di masa mendatang.