Perseteruan antara Ratu Camilla dengan Pangeran Harry dan Meghan Markle menjadi sorotan baru dalam sejarah keluarga kerajaan Inggris. Meskipun pasangan Sussex telah resmi meninggalkan tugas kerajaan pada tahun 2020, hubungan mereka dengan sang ratu ternyata tetap dipenuhi oleh ketegangan yang tak kunjung reda. Menurut laporan dari pakar kerajaan Richard Fitzwilliams, konflik internal menjadi faktor utama di balik keputusan drastis ini. Tuduhan bahwa Camilla memiliki peran signifikan dalam memperburuk citra Harry dan Meghan menambah dinamika yang rumit di istana.
Sejak mundurnya dari tanggung jawab kerajaan, Harry dan Meghan mendapati diri mereka terus-menerus berada di bawah sorotan media. Alih-alih mencari kedamaian di California, Amerika Serikat, langkah mereka justru membawa lebih banyak kontroversi. Publik mulai meragukan motivasi mereka, sementara beberapa pihak menyalahkan konflik internal sebagai penyebab utama keputusan tersebut.
Berbagai spekulasi mengenai alasan sebenarnya di balik keputusan ini muncul akhir-akhir ini. Salah satu sudut pandang yang menarik datang dari analisis Fitzwilliams, yang menyebutkan adanya ketidakadilan yang dirasakan oleh Harry terhadap perlakuan istana. Ia percaya bahwa informasi negatif tentang dirinya dan Meghan disebarkan secara sistematis oleh pihak tertentu. Bahkan, tuduhan serius dilontarkan langsung kepada Ratu Camilla, yang dituduh menggunakan pengaruhnya untuk melemahkan reputasi pasangan tersebut.
Ketegangan semacam ini tidak hanya memengaruhi hubungan pribadi, tetapi juga menyoroti kompleksitas dinamika politik di dalam keluarga kerajaan. Raja Charles III tampaknya harus menghadapi tantangan besar untuk menjaga harmoni di tengah-tengah isu-isu yang terus berkembang. Bagi publik, cerita ini menunjukkan betapa sulitnya menjalani hidup di bawah bayang-bayang monarki modern.
Meskipun lima tahun telah berlalu sejak keputusan Harry dan Meghan untuk mundur, dampaknya masih terasa sampai hari ini. Tuduhan terhadap Camilla sebagai pihak yang memperparah situasi menambah dimensi baru pada narasi ini. Kini, pertanyaan besar tetap mengemuka: apakah masa depan hubungan antara anggota keluarga kerajaan akan berubah menuju arah yang lebih positif atau malah semakin terpecah?