Pasar
Koreksi IHSG: Dampak Penurunan Peringkat dan Sentimen Negatif
2025-03-18

Pasar saham Indonesia mengalami tekanan signifikan pada hari Selasa, ditandai dengan penurunan tajam di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sektor bahan baku dan utilitas menjadi sektor yang paling terdampak dalam anjloknya nilai pasar. Meskipun demikian, para pelaku usaha tambang tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang mereka. Menurut Janeman Latul dari Mandiri Sekuritas, perusahaan tambang tidak terlalu dipengaruhi oleh fluktuasi harian pasar karena fokus investasi mereka berorientasi pada rentang waktu 15 hingga 20 tahun.

Seluruh sektor industri merasakan dampak negatif dari perdagangan tersebut, dengan sektor bahan baku mencatat penurunan paling drastis hingga 10,4%. Kinerja buruk beberapa saham besar juga turut memperparah situasi. Salah satu kontributor utama pelemahan adalah saham DCII, yang menyentuh batas bawah otomatis (ARB), serta saham TPIA milik Prajogo Pangestu yang anjlok lebih dari 18%. Penurunan ini didorong oleh aksi jual masif yang dipicu oleh ketidakpastian ekonomi dan spekulasi politik, termasuk isu mundurnya Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Pada dasarnya, penurunan IHSG kali ini dipengaruhi oleh keputusan dua lembaga keuangan global, Morgan Stanley dan Goldman Sachs, yang menurunkan peringkat pasar saham Indonesia. Goldman Sachs bahkan menyesuaikan rekomendasi aset keuangan domestik dari overweight menjadi market weight. Langkah ini mencerminkan kekhawatiran investor global terhadap kebijakan fiskal pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto. Akibatnya, aliran dana asing keluar dari pasar saham domestik semakin meningkat, mencapai Rp 57,8 triliun dalam enam bulan terakhir. Situasi ini menggarisbawahi pentingnya stabilitas kebijakan untuk menjaga kepercayaan investor.

Kondisi pasar yang lesu saat ini memberikan pelajaran penting bagi semua pihak terkait. Penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah strategis yang dapat meningkatkan keyakinan investor, baik lokal maupun internasional. Melalui kolaborasi antara pemerintah, regulator, dan pelaku pasar, diharapkan stabilitas ekonomi dapat dipertahankan meskipun menghadapi tantangan global. Optimisme tetap harus dijaga, karena setiap krisis selalu membawa peluang baru untuk kemajuan.

More Stories
see more