Dalam era ketidakpastian ekonomi global yang semakin rumit, pasar modal Indonesia tetap menunjukkan ketangguhan dan daya saingnya. CNBC Indonesia mengadakan acara Capital Market Forum 2025 untuk membahas optimisme pasar modal Tanah Air di tengah tantangan perang dagang global jilid II. Para ahli keuangan, termasuk CIO BRI Manajemen Investasi, Herman Tjahjadi, menyoroti faktor-faktor yang memengaruhi volatilitas pasar keuangan Indonesia saat ini.
Gelaran Diskusi Pasar Modal di Masa Perang Dagang
Di tengah musim gugur yang penuh dinamika, Jakarta menjadi saksi dari sebuah forum penting yang membahas masa depan pasar modal Indonesia. Pada Jumat, 21 Maret 2025, CNBC Indonesia menyelenggarakan Capital Market Forum 2025 dengan tema “Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Perang Dagang Jilid II.” Acara ini berfokus pada potensi pertumbuhan pasar modal Indonesia meskipun dunia sedang menghadapi ancaman geopolitik dan perang tarif antara Amerika Serikat dan negara-negara lain.
Herman Tjahjadi, seorang pakar investasi dari BRI Manajemen Investasi, menjelaskan bahwa ketidakstabilan pasar keuangan Indonesia dipengaruhi oleh tiga isu utama: risiko perang tarif AS, konflik geopolitik di Timur Tengah, serta ketegangan Rusia-Ukraina. Kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang cenderung meningkatkan tarif perdagangan telah membuat para investor global merasa khawatir. Meskipun demikian, ada harapan positif dari kemungkinan pemotongan suku bunga dua kali oleh Federal Reserve (The Fed), yang dapat memberikan dorongan bagi pasar modal domestik.
Selain itu, langkah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam mempermudah proses buyback saham tanpa melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) juga diharapkan dapat menjadi stimulus baru yang mendorong optimisme pasar modal Indonesia.
Berbagai tantangan global tidak boleh membuat kita pesimis tentang masa depan pasar modal Indonesia. Melalui inovasi kebijakan dan adaptasi terhadap situasi internasional, Indonesia bisa terus berkembang sebagai tujuan investasi yang menjanjikan. Acara Capital Market Forum 2025 ini menjadi pengingat bahwa kolaborasi antara regulator, pelaku pasar, dan investor sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan sikap proaktif, Indonesia dapat menghadapi badai ekonomi global secara lebih tangguh dan percaya diri.