Pasar
Pelemahan IHSG Ditengarai Koreksi Saham Perbankan
2025-03-27

Pada hari Kamis, 27 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penurunan di awal sesi perdagangan. Meskipun IHSG mengalami koreksi signifikan, transaksi tetap ramai dengan nilai yang cukup besar. Penyebab utama pelemahan ini adalah koreksi saham-saham perbankan setelah melonjak tajam sehari sebelumnya. Bank-bank pelat merah seperti BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI menjadi pemberat utama gerakan IHSG pagi itu. Dividen yang diumumkan oleh beberapa bank memberikan dorongan bagi investor untuk mempertimbangkan kembali strategi investasi mereka.

Kondisi Pasar dan Sentimen Investor

Pada pagi hari di ibu kota Jakarta, dalam atmosfer pasar yang penuh dinamika, IHSG dibuka turun sebesar 0,4% pada Kamis (27/3/2025). Dalam 20 menit pertama perdagangan, indeks bergerak dengan koreksi antara 0,4% hingga 0,5%. Aktivitas perdagangan tercatat sangat aktif dengan total Rp 1,4 triliun melibatkan lebih dari 1,7 miliar saham dalam 140.342 kali transaksi.

Menurut data Refinitiv, pelemahan IHSG ini dipicu oleh koreksi saham-saham perbankan. Sehari sebelumnya, Rabu (26/3/2025), saham bank pelat merah mengalami lonjakan harga yang luar biasa. Beberapa saham bank pelat merah mencatatkan kenaikan signifikan: BBNI naik hingga 8,97%, BMRI naik 8,65%, dan BBRI meningkat 5,26%. Pengumuman dividen juga menjadi sorotan penting, dengan BRI mengumumkan pembayaran dividen sebesar Rp 51,74 triliun atau Rp 208,40 per saham, serta Bank Mandiri dan BNI yang juga memberikan dividen tinggi.

Meski ada tekanan dari sentimen negatif global menjelang libur panjang, ekonomi mudik diperkirakan akan memberikan angin segar bagi pasar modal Indonesia.

Dari sudut pandang seorang jurnalis atau pembaca, informasi ini memberikan gambaran tentang pentingnya analisis fundamental dan teknikal dalam dunia investasi. Pembagian dividen yang tinggi dari bank-bank pelat merah menunjukkan bahwa meskipun ada volatilitas pasar, kebijakan perusahaan dapat menjadi faktor pendorong minat investor. Selain itu, ekonomi mudik yang bernilai ratusan triliun rupiah menawarkan potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan UMKM di seluruh Indonesia.

More Stories
see more