Pertumbuhan minat masyarakat terhadap aset kripto terus meningkat sepanjang tahun 2025. Pada bulan Maret, jumlah investor mencapai lebih dari 13 juta orang, naik dibandingkan bulan sebelumnya yang berjumlah sekitar 13,31 juta. Namun, nilai transaksi kripto mengalami penurunan tipis menjadi Rp 32,45 triliun pada Maret, setelah sebelumnya mencapai Rp 32,78 triliun di bulan Februari. Situasi ini dipengaruhi oleh dinamika global dan kondisi pasar keuangan.
Kondisi pasar kripto saat ini menunjukkan indikator fear and greed yang cenderung menuju arah ketakutan (fear). Hal ini menyebabkan para pelaku pasar menjadi lebih hati-hati dalam melakukan aktivitas perdagangan. Kendati demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa pertumbuhan pengguna baru tetap positif dengan total konsumen mencapai 23,31 juta pada akhir Februari, meningkat dari 22,92 juta sebulan sebelumnya. Ini membuktikan bahwa meskipun volatilitas harga terjadi, animo masyarakat terhadap investasi kripto tetap tinggi.
Masa depan aset kripto di Indonesia masih menjanjikan, seiring dengan adanya kelompok-kelompok baru yang terus bergabung sebagai investor. Hasan Fawzi, Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, optimistis bahwa tren adopsi akan terus berkembang sepanjang tahun ini. Dengan perbaikan kondisi pasar global dan potensi rebound harga Bitcoin, harapan untuk pembalikan tren transaksi juga semakin besar.
Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya diversifikasi portofolio investasi menjadi salah satu faktor pendorong utama perkembangan ini. Melalui edukasi yang lebih luas dan pengawasan yang tepat, diharapkan industri aset kripto dapat tumbuh secara sehat dan memberikan manfaat maksimal bagi semua pihak. Potensi ini menunjukkan bahwa teknologi blockchain dan aset digital memiliki peran strategis dalam transformasi ekonomi modern.