Perjalanan Dr. Anggun Puspitarini Siswanto sebagai duta akademik Undip di Jerman bukan sekadar pencapaian individu, namun simbol solidaritas pendidikan lintas batas. Program ini menjadi tonggak penting dalam upaya meningkatkan kompetensi akademik nasional serta menumbuhkan penghargaan terhadap lingkungan berkelanjutan.
RWTH Aachen University, kampus ternama yang pernah didatangi BJ Habibie, memberikan platform bagi para akademisi muda Indonesia untuk belajar langsung dari sistem pendidikan tinggi Eropa. Melalui program Circular Economy Scholarship Programme (CESP) 2024, tiga perguruan tinggi negeri besar di Indonesia—ITB, UNDIP, dan UGM—terlibat aktif dalam membangun jejaring pengetahuan global.
Selain itu, dukungan penuh dari KBRI Jerman dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemdikbudristek RI menjadikan kolaborasi ini semakin kokoh. Kesepakatan formal ditandai dengan MoU yang diratifikasi oleh Dubes RI untuk Jerman, H.E. Arief Havas Oegroseno, bersama Rektor RWTH Aachen, Prof. Ulrich Rüdiger. Langkah ini membuka peluang baru bagi generasi akademisi Indonesia untuk mendapatkan pengakuan profesional di kancah dunia.
Sebagai Country Coordinator bersama Anis Apriliawati dari DIKTI, Anggun turut memantapkan fondasi program CESP 2024. Hasil nyata dari kerja keras ini terlihat dengan lolosnya dua dosen Undip, Denis dari Fakultas Teknik dan Rizka Amalia dari Sekolah Vokasi, sebagai penerima beasiswa doktoral di RWTH Aachen.
Prestasi ini menjadi pembuktian bahwa sinergi antara institusi pendidikan Indonesia dan Jerman dapat menciptakan dampak signifikan bagi pengembangan sumber daya manusia. Selain itu, keberhasilan ini juga menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam memajukan kualitas pendidikan nasional.
Prof. Dr. Suharnomo, Rektor Undip, menyampaikan apresiasi mendalam atas program fellowship ini. Menurutnya, beasiswa dan program serupa tidak hanya menambah kapasitas akademik tetapi juga memperkuat pengakuan profesional di mata industri. Hal ini sejalan dengan usaha universitas dalam mencapai indikator kinerja utama (IKU) yang telah ditetapkan.
Aktivitas Anggun selama masa fellowship mencakup koordinasi dengan berbagai pihak terkait beasiswa serta penyampaian kuliah tentang ekonomi sirkular kepada civitas academica RWTH Aachen. Kontribusinya diharapkan dapat mempercepat lahirnya pusat studi ekonomi sirkular di Indonesia setelah para penerima CESP menyelesaikan studi doktoral mereka.
Lebaran tahun ini memiliki makna spesial bagi Anggun karena ia merayakannya jauh dari keluarga. Meskipun tanpa hidangan tradisional seperti lontong opor, ia merasa hangat dengan “keluarga baru” di Jerman. Perayaan Idulfitri di Bendplatz, lapangan dekat taman kota Aachen, meski disertai hujan gerimis, tidak mengurangi semangat dan rasa syukur dalam hatinya.
Di tengah suasana libur Lebaran yang dinikmati rekan-rekannya di Indonesia, Anggun siap memulai aktivitas di RWTH Aachen pada Senin, 31 Maret 2025. Pengalaman ini menjadi bagian tak terpisahkan dari perjalanan karier dan spiritualnya sebagai seorang akademisi modern yang tangguh dan visioner.